Baghdad (ANTARA News) - Tujuh orang lagi prajurit Amerika tewas dalam bentrokan-bentrokan sengit satu hari di Irak, kata militer AS, Minggu. Dua prajurit tewas dan enam lain cedera dalam dua serangan terpisah Sabtu di Diyala, sebuah provinsi bergolak di sebelah tenggara Baghdad, ibukota Irak, yang dilanda pemberontakan Al-Qaeda. Seorang prajurit ketiga tewas di Baghdad barat, dan dua orang lagi tewas ketika sedang melakukan patroli terpisah di sebelah selatan kota itu di sebuah daerah dimana pasukan AS mencari dua prajurit yang diculik oleh Al-Qaeda lebih dari tiga pekan lalu. "Patroli itu berusaha menanyai dua orang yang mencurigakan di dekat sebuah masjid. Ketika prajurit-prajurit itu mendekati kedua orang itu, salah seorang dari mereka meledakkan dirinya, menewaskan satu prajurit," kata pernyataan tu. Dua prajurit lain tewas di provinsi Nineveh di Irak utara ketika patroli mereka diserang oleh bom pinggir jalan. Dengan kematian-kematian terakhir itu, jumlah korban tewas di pihak pasukan AS akibat pertempuran dan penyebab lain di Irak menjadi 3.481 sejak invasi Maret 2003, menurut hitungan AFP yang berdasarkan atas angka-angka Pentagon. Kekerasan terus berlangsung meski pasukan Amerika dan Irak meluncurkan operasi keamanan di Baghdad pada Februari untuk menumpas kelompok-kelompok pembunuh dan gerilyawan dalam upaya meredakan kekerasan sektarian. Para panglima AS menyatakan bahwa operasi itu, yang dianggap sebagai upaya terakhir untuk menghindarkan Irak dari perang saudara, telah membuat prajurit Amerika berada dalam risiko yang lebih besar. Bom-bom pinggir jalan merupakan senjata paling mematikan bagi pasukan AS di Irak. Komandan-komandan Amerika sangat khawatir atas meningkatnya penggunaan bom-bom pinggir jalan dalam jenis yang lebih canggih dan mematikan seperti peledak EFP yang mampu menembus lapis baja kendaraan militer. Militer AS mengatakan, komponen-komponen EFP dibuat di Iran, negara tetangga Irak, demikian AFP.(*)