Kawasan wisata sejarah Majapahit perkenalkan website resmi
31 Agustus 2017 19:21 WIB
Arkeolog Universitas Indonesia (UI) Agus Aris Munandar (tengah) bersama Arkeolog UI Ninie Susanti dan pemerhati sejarah dan budaya Deddy Endarto dalam acara soft-launching website Taman Perdamaian Dunia Soerjo Modjopahit di Jakarta, Kamis (31/8/17). (ANTARA News/Alviansyah)
Jakarta (ANTARA News) - Taman Perdamaian Dunia Soerjo Modjopahit sebagai kawasan wisata berbasis sejarah dan budaya yang berlokasi di dekat situs Kerajaan Majapahit memperkenalkan website resminya guna membuka akses pengetahuan kepada seluruh masyarakat.
Keberadaan website itu diharapkan bisa menjadi pemandu masyarakat Indonesia untuk mengetahui lokasi-lokasi bersejarah di Indonesia, sekaligus menjadi akses bagi para pemerhati sejarah internasional lebih mengenal kerajaan-kerajaan di Indonesia, khususnya kerajaan Majapahit.
"Sejak jaman kerajaan, negara-negara tetangga merupakan sahabat bangsa kita. Harapannya dengan website ini, mereka bisa mengakses keterbukaan untuk mempelajari sejarah bangsa kita," kata pemerhati sejarah dan budaya Deddy Endarto dalam acara soft-launching website di Jakarta, Kamis.
Deddy Endarto mengatakan, hadirnya website www.tpdsm.org juga harus dimanfaatkan masyarakat Indonesia untuk mempelajari dan mengetahui beragam peninggalan kerajaan-kerajaan yang masih ada dan terus dilestarikan.
Website tersebut saat ini sudah bisa diakses namun akan diluncurkan secara resmi pada November 2017 di Trowulan yang menjadi pusat pemerintahan Kerajaan Majapahit.
"Diluncurkan November bertepatan dengan ulang tahun Majapahit. Saat ini sudah bisa diakses untuk melihat foto-foto kegiatan dan lokasi," kata Deddy Endarto.
Pada peluncuran website tersebut turut hadir arkeolog Universitas Indonesia Ninie Susanti yang menjelaskan manfaat mempelajari prasasti peninggalan kerajaan-kerajaan di Indonesia. Menurut dia, prasasti merupakan sumber penulisan sejarah yang bisa dipertanggungjawabkan kebenarannya.
Ia mengatakan isi prasasti mampu mengungkapkan kejadian masa lalu dalam berbagai aspek kehidupan terutama politik, ekonomi, agama, sosial, lingkungan, hukum dan gender.
"Mempelajari masa lalu berarti mempersiapkan langkah masa kini dan masa depan dengan lebih baik sekaligus menguatkan jati diri sebagai bangsa yang besar," kata Ninie.
Sedangkan arkeolog Agus Aris Munandar dari Universitas Indonesia menceritakan nilai-nilai positif dalam peradaban Kerajaan Majapahit, terutama di era kejayaan pada pemerintahan Hayam Wuruk.
Keberadaan website itu diharapkan bisa menjadi pemandu masyarakat Indonesia untuk mengetahui lokasi-lokasi bersejarah di Indonesia, sekaligus menjadi akses bagi para pemerhati sejarah internasional lebih mengenal kerajaan-kerajaan di Indonesia, khususnya kerajaan Majapahit.
"Sejak jaman kerajaan, negara-negara tetangga merupakan sahabat bangsa kita. Harapannya dengan website ini, mereka bisa mengakses keterbukaan untuk mempelajari sejarah bangsa kita," kata pemerhati sejarah dan budaya Deddy Endarto dalam acara soft-launching website di Jakarta, Kamis.
Deddy Endarto mengatakan, hadirnya website www.tpdsm.org juga harus dimanfaatkan masyarakat Indonesia untuk mempelajari dan mengetahui beragam peninggalan kerajaan-kerajaan yang masih ada dan terus dilestarikan.
Website tersebut saat ini sudah bisa diakses namun akan diluncurkan secara resmi pada November 2017 di Trowulan yang menjadi pusat pemerintahan Kerajaan Majapahit.
"Diluncurkan November bertepatan dengan ulang tahun Majapahit. Saat ini sudah bisa diakses untuk melihat foto-foto kegiatan dan lokasi," kata Deddy Endarto.
Pada peluncuran website tersebut turut hadir arkeolog Universitas Indonesia Ninie Susanti yang menjelaskan manfaat mempelajari prasasti peninggalan kerajaan-kerajaan di Indonesia. Menurut dia, prasasti merupakan sumber penulisan sejarah yang bisa dipertanggungjawabkan kebenarannya.
Ia mengatakan isi prasasti mampu mengungkapkan kejadian masa lalu dalam berbagai aspek kehidupan terutama politik, ekonomi, agama, sosial, lingkungan, hukum dan gender.
"Mempelajari masa lalu berarti mempersiapkan langkah masa kini dan masa depan dengan lebih baik sekaligus menguatkan jati diri sebagai bangsa yang besar," kata Ninie.
Sedangkan arkeolog Agus Aris Munandar dari Universitas Indonesia menceritakan nilai-nilai positif dalam peradaban Kerajaan Majapahit, terutama di era kejayaan pada pemerintahan Hayam Wuruk.
Pewarta: Alviansyah P
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2017
Tags: