Kuala Lumpur (ANTARA News) - Pelaksanaan SEA Games 2017 Malaysia secara resmi ditutup di Stadion Bukit Jalil, Kuala Lumpur, Malaysia, Rabu malam dan kontingen tuan rumah memastikan diri sebagai juara umum kejuaraan dua tahunan ini.

Negeri Jiran itu mampu merealisasikan targetnya yaitu menembus angka 111. Namun, apa yang diraih ternyata lebih tinggi karena mampu menutup kejuaraan ini dengan raihan 145 emas, 92 perak dan 86 perunggu. Hasil ini unggul jauh dari Thailand yang di posisi dua dengan 72 emas, 86 perak dan 88 perunggu.

Rekor di SEA Games ke-29 ini tidak hanya tuan rumah Malaysia saja, namun Indonesia yang merupakan salah satu kontestan juga meraih predikat yang sama. Hanya saja rekor tersebut adalah yang terburuk selama mengikuti SEA Games dalam jangka waktu 20 tahun terakhir.

Indonesia pada kejuaraan di Negeri Jiran ini hanya mampu mengumpulkan 38 emas, 63 perak, 90 perunggu dan finis di urutan kelima. Jika dilihat dari klasemen akhir, tim Merah Putih sukses menjadi juara untuk perolehan medali perunggu terbanyak disusul Thailand dengan 88 perunggu.

Kondisi ini jelas sangat memprihatikan. Berdasarkan catatan yang ada, meski finis di urutan kelima pencapaian emas Indonesia lebih sedikit dibandingkan SEA Games sebelumnya. Sebut saja di SEA Games Singapura yang mampu merebut 47 emas, 61 perak, 74 perunggu. Begitu pula pada 2005 dengan 49 emas, 79 perak, 89 perunggu.

Seretnya raihan emas Indonesia ini tidak lepas dari hasil cabang unggulan. Pencak silat dengan target lima hanya dapat dua emas. Atletik dari target tujuh hanya terealisasi lima. Banyak punya cabang yang tidak menyumbangkan emas seperti sepak takraw, pentaque hingga tenis meja.

Meski demikian, banyak pihak yang tetap mengapresiasi hasil SEA Games 2017. Sebut saja komandan kontingen Indonesia di kejuaraan dua tahunan ini, Aziz Syamsuddin. Menurut dia, selama mendampingi atlet pihaknya melihat perjuangan atlet dari dekat meski beberapa cabang ada kendala termasuk peralatan.

"Atlet benar-henar menjalankan pesan presiden yang meminta agar mereka punya mimpi yaitu meraih medali dan menjadi juara. Kami lihat itu sudah ditunjukkan oleh atlet dalam setiap pertandingan," kata Aziz Syamsuddin saat dikonfirmasi.

Meski masih terkendala peralatan, panahan mampu membuka pundi emas bagi Indonesia. Bahkan merebut empat emas atau melebihi target yang ditetapkan. Begitu juga dengan karate yang peralatan pertandingannya belum turun dari Satlak Prima.

"Hingga pertandingan usai peralatan belum turun. Tapi kami tetap melaksanakan tugas dan meraih hasil maksimal. Jangan ditanya dari mana kami memenuhi kebutuhan atlet," kata manajer tim karate Indonesia, Phillip King saat dikonfirmasi sebelumnya.

Selain kendala peralatan, CdM Aziz Syamsuddin sempat mengeluh karena anggaran operasinal sebesar Rp41,5 miliar yang dibutuhkan belum turun. Informasi yang beredar, dana tersebut sebenarnya sudah diturunkan oleh pemerintah namun tertahan di Komite Olimpiade Indonesia (KOI).

Pria yang juga Ketua Banggar DPR RI ini menegaskan jika Indonesia ingin benar-benar berprestasi, semuanya harus dipersiapkan dengan baik. Padahal Indonesia saat ini mempunyai atlet-atlet potensial yang berpeluang berprestasi lebih tinggi seperti di Asian Games 2018.

"Segera bentuk tim untuk menangani atlet agar lebih baik mulai dari seleksi, persoapan, latihan, peralatan hingga uji coba. Modal kita sudah ada, tinggal bagaimana menindaklanjutinya," kata Aziz.

Apa yang diraih kontingen Indonesia di SEA Games 2017 memang jauh dari target yang dicanangkan oleh Satuan Pelaksana Program Indonesia Emas (Satlak Prima) maupun Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) yaitu 55 medali emas.

Sesmenpora Gatot S Dewa Broto yang menjadi wakil pemerintah pada penutupan kejuaraan dua tahunan ini mengatakan pihaknya akan segera melakukan evaluasi terkait dengan kegagalan Indonesia dalam mencapai target SEA Games 2017 yang telah ditetapkan.

"Evaluasi secara total harus segera dilakukan. Kami harus menyikapi hasil ini dengan serius. Jika tidak akan berdampak pada Asian Games 2018 Jakarta-Palembang," katanya.

Selanjutnya, kata dia, pihaknya akan segera membuat laporan dan selanjutnya dilaporkan ke Menpora Imam Nahrawi dan ujungnya adalah kepada Presiden Joko Widodo yang sejak awal sudah berpesan agar atlet Indonesia meraih hasil terbaik di Malaysia.

Dengan hasil di SEA Games 2017 tidak menutup kemungkinan pemerintah akan membuat gebrakan demi memajukan olahraga Indonesia, mengingat dalam waktu kurang dari satu tahun, Indonesia bakal menjadi tuan rumah Asian Games 2018 yang gengsinya jauh lebih tinggi.

Jika tidak secepatnya melakukan perubahan mendasar, dikhawatirkan Indonesia akan menjadi penonton di rumahnya sendiri pada kejuaraan multi event empat tahunan terbesar di Asia itu.