Jakarta (ANTARA News) - Jumlah Tenaga Kerja Indonesia (TKI) di penampungan Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI Riyadh, Arab Saudi, hingga Jumat (31/5) sore masih mencapai 560 orang. "Dampaknya jumlah TKI bermasalah di penampungan terus membengkak," kata Atase Perburuhan KBRI Riyadh, Sukamto, ketika dihubungi dari Jakarta. Dikatakannya, Gubernur Riyadh telah membentuk Tim sejak dua minggu lalu untuk membantu menyelesaikan masalah TKI tersebut. Hasilnya baru dirasakan minggu ini, dimana ada puluhan TKI yang telah mendapatkan "exit permit" (ijin meninggalkan) dari Arab Saudi. Tim Gubernur Riyadh membagi TKI di penampungan menjadi tiga kelompok, yaitu, TKI yang ingin bekerja kembali, TKI yang ingin pulang, namun masih menuntut gaji (yang belum dibayar) dari majikan, dan TKI yang ingin pulang dan tiada tuntutan apapun. Untuk kelompok pertama, ternyata tidak berjalan lancar karena Tim melakukan seleksi yang ketat terhadap calon majikan. Untuk kelompok kedua juga tidak lancar karena untuk menemukan majikan ternyata bukanlah hal yang mudah, sedangkan untuk kelompok ketiga relatif mudah, dan hasilnya sangat nyata. "Bagi TKI dari kelompok ketiga yang tidak mempunyai dana untuk membeli tiket, KBRI mendapatkan bantuan dari Yayasan Paramitra, Asuransi TKI, dan Agency di Saudi," kata Sukamto. Sebelumnya, Menakertrans Erman Suparno mengatakan pihaknya sudah membentuk tim pemulangan dan tim akan sudah berangkat ke Riydah untuk menyelesaikan TKI bermasalah di ibukota Arab Saudi itu. (*)