Pelaksanaan kurban Masjid Raya Bogor berlangsung Sabtu
28 Agustus 2017 22:21 WIB
Petugas Dinas Peternakan dan Pertanian Kabupaten Indramayu memeriksa gigi dan kesehatan sapi Kurban yang dijual pedagang di Indramayu, Jawa Barat, Senin (28/8/2017). Pemeriksaan tersebut dilakukan untuk menjamin kelayakan dan kesehatan medis hewan kurban untuk dikonsumsi serta mengetahui usia hewan yang layak untuk kurban. (ANTARA FOTO/Dedhez Anggara)
Bogor (ANTARA News) - Dewan Kemakmuran Masjid (DKM) Masjid Raya Bogor Kota Bogor, Jawa Barat memutuskan untuk melaksanakan pemotongan hewan kurban pada hari Sabtu (2/9), atau sehari setelah Hari Raya Idul Adha 1438 Hijriah/2017.
"Keputusan ini berdasarkan hasil rapat panitia kurban Masjid Raya Bogor, pertimbangannya karena hari Jumat waktunya singkat untuk melaksanakan pemotongan hewan kurban," kata Panitia Kurban Masjid Raya Bogor, Ahmad Irfan kepada Antara saat ditemui, Senin.
Irfan menyebutkan, pertimbangan tersebut dilakukan karena dikhawatirkan tidak cukup waktu untuk melakukan pemotongan dengan adanya kegiatan Shalat Jumat.
"Jika di hari Sabtu kita punya waktu panjang untuk melakukan aktivitas penyembelihan kurban," katanya.
Setiap tahun Masji Raya Bogor, atau Masjid Al Miraj melaksanakan pemotongan hewan kurban. Lokasinya ada di lantai bawah masjid. Hingga H-3 Idul Adha panitia kurban baru menerima sebanyak lima ekor kambing dan domba. Jumlah tersebut jauh lebih sedikit dari tahun sebelumnya.
Ia mengatakan, tahun lalu jumlah hewan kurban yang diberikan para Muzaki atau (pemberi kurban) mencapai 35 ekor kambing atau domba, dan satu ekor sapi.
"Tahun ini terjadi penurunan, biasanya di H-3 ini sudah banyak yang menyerahkan hewan kurban, tapi sampai hari ini baru ada lima ekor domba dan kambing," kata Irfan.
Irfan berharap menjelang Hari Raya Idul Adha jumlah hewan kurban kian bertambah, sepeti tahun-tahun sebelumnya, penambahan terjadi di hari ketiga sampai sehari menjelang Hari Raya Kurban.
"Semoga ada penambahan, karena setiap tahun jumlah penerima kurban ini terus bertambah. Tahun lalu, kami membagikan 980 kupon kurban. Tahun ini targetnya 1.000 kupon," katanya.
Menurutnya, para muzaki atau pemberi kurban merupakan jamaah tetap Masjid Raya Bogor yang berasal dari kalangan masyarakat. Pihak Masjid Raya Bogor belum pernah menerima sumbangan kurban dari pejabat Pemerintah Kota Bogor.
"Karena Masjid Raya Bogor ini ikonnya Kota Bogor, kami berharap pejabat Pemkot ada yang menyumbangkan hewan kurban ke Masjid. Tapi, sejak era pemerintahan sekarang belum ada," katanya.
Ia pun berharap walau Wali Kota Bima Arya Sugiarto melaksanakan kurban di rumahnya, wali kota juga bisa menyerahkan hewan kurban untuk Masjid Raya.
"Semoga saja, wali kota juga berkurban di Masjid Raya Bogor," kata Irfan.
Masjid Raya Bogor telah membentuk Panitia Kurban, melibatkan pengurus DKM dan pegawai masjid yang bertugas dalam proses pemotonga. Daging kurban akan dibagikan kepada masyarakat sekitar masjid, serta sejumlah majelis taklim dengan cara menukarkan kupon. Setiap penerima mendapat daging berkisar 1 sampai 1,5 kilogram.
Pelaksanaan Shalat Idul Adha tingkat Kota Bogor dijadwalkan berlangsung di Masjid Raya Bogor yang akan dihadiri Wali Kota Bima Arya Sugiarto dan pimpinan unsur Muspida.
Bertindak sebagai Imam Shala Idul Adha, Ustad Mubarok, merupakan Qori (pembaca Alquran) tingkat internasional. Dan yang bertindak sebagai khatib yakni Kh Dr Irfan Syauqi Beik, Dosen dari Institut Pertanian Bogor (IPB) yang juga pakar Ekonomi Syariah.
"Keputusan ini berdasarkan hasil rapat panitia kurban Masjid Raya Bogor, pertimbangannya karena hari Jumat waktunya singkat untuk melaksanakan pemotongan hewan kurban," kata Panitia Kurban Masjid Raya Bogor, Ahmad Irfan kepada Antara saat ditemui, Senin.
Irfan menyebutkan, pertimbangan tersebut dilakukan karena dikhawatirkan tidak cukup waktu untuk melakukan pemotongan dengan adanya kegiatan Shalat Jumat.
"Jika di hari Sabtu kita punya waktu panjang untuk melakukan aktivitas penyembelihan kurban," katanya.
Setiap tahun Masji Raya Bogor, atau Masjid Al Miraj melaksanakan pemotongan hewan kurban. Lokasinya ada di lantai bawah masjid. Hingga H-3 Idul Adha panitia kurban baru menerima sebanyak lima ekor kambing dan domba. Jumlah tersebut jauh lebih sedikit dari tahun sebelumnya.
Ia mengatakan, tahun lalu jumlah hewan kurban yang diberikan para Muzaki atau (pemberi kurban) mencapai 35 ekor kambing atau domba, dan satu ekor sapi.
"Tahun ini terjadi penurunan, biasanya di H-3 ini sudah banyak yang menyerahkan hewan kurban, tapi sampai hari ini baru ada lima ekor domba dan kambing," kata Irfan.
Irfan berharap menjelang Hari Raya Idul Adha jumlah hewan kurban kian bertambah, sepeti tahun-tahun sebelumnya, penambahan terjadi di hari ketiga sampai sehari menjelang Hari Raya Kurban.
"Semoga ada penambahan, karena setiap tahun jumlah penerima kurban ini terus bertambah. Tahun lalu, kami membagikan 980 kupon kurban. Tahun ini targetnya 1.000 kupon," katanya.
Menurutnya, para muzaki atau pemberi kurban merupakan jamaah tetap Masjid Raya Bogor yang berasal dari kalangan masyarakat. Pihak Masjid Raya Bogor belum pernah menerima sumbangan kurban dari pejabat Pemerintah Kota Bogor.
"Karena Masjid Raya Bogor ini ikonnya Kota Bogor, kami berharap pejabat Pemkot ada yang menyumbangkan hewan kurban ke Masjid. Tapi, sejak era pemerintahan sekarang belum ada," katanya.
Ia pun berharap walau Wali Kota Bima Arya Sugiarto melaksanakan kurban di rumahnya, wali kota juga bisa menyerahkan hewan kurban untuk Masjid Raya.
"Semoga saja, wali kota juga berkurban di Masjid Raya Bogor," kata Irfan.
Masjid Raya Bogor telah membentuk Panitia Kurban, melibatkan pengurus DKM dan pegawai masjid yang bertugas dalam proses pemotonga. Daging kurban akan dibagikan kepada masyarakat sekitar masjid, serta sejumlah majelis taklim dengan cara menukarkan kupon. Setiap penerima mendapat daging berkisar 1 sampai 1,5 kilogram.
Pelaksanaan Shalat Idul Adha tingkat Kota Bogor dijadwalkan berlangsung di Masjid Raya Bogor yang akan dihadiri Wali Kota Bima Arya Sugiarto dan pimpinan unsur Muspida.
Bertindak sebagai Imam Shala Idul Adha, Ustad Mubarok, merupakan Qori (pembaca Alquran) tingkat internasional. Dan yang bertindak sebagai khatib yakni Kh Dr Irfan Syauqi Beik, Dosen dari Institut Pertanian Bogor (IPB) yang juga pakar Ekonomi Syariah.
Pewarta: Laily Rahmawati
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2017
Tags: