Jakarta (ANTARA News) - PT Bank Rakyat Indonesia Persero Tbk (BRI) menyatakan proses perbaikan jaringan teknologi mesin anjungan tunai mandiri (ATM) terus berjalan, pasca-gangguan Satelit Telkom-1, dan kini tinggal 195 unit ATM serta 77 unit kerja BRI yang masih belum berfungsi normal.

"Senin ini, dari 321 unit ATM BRI yang terganggu pada akhir pekan, sekarang hanya tinggal 195 unit ATM. Unit kerja BRI dari semula 124 unit yang terganggu saat ini tinggal 77 unit yang sedang dalam proses perbaikan," kata Direktur Digital dan Strategi BRI Indra Utoyo saat dihubungi di Jakarta, Senin.

Total, bank dengan laba terbesar di Indonesia ini memiliki 24.802 unit ATM, 10.656 unit kerja di seluruh Indonesia.

Indra mengatakan dampak gangguan ke BRI cenderung tidak signifikan dan minimal jika dibandingkan layanan perbankan lain. Hal itu, ujar Indra, karena sebagian besar ATM BRI sudah dimigrasi ke satelit milik BRI, yakni BRIsat.

"Namun, kami tetap meminta maaf kepada para nasabah BRI atas ketidaknyamanan yang terjadi pada saat bertransaksi di ATM Bank BRI," ujar dia.

Indra mengatakan sisa jaringan ATM yang terdampak akan dimigrasikan secepatnya ke satelit BRIsat. BRIsat akan menjadi jaringan utama dan sistem pendukung (back up) ke jaringan cadangan lainnya.

Dia mengimbau nasabah untuk memanfaatkan fasilitas lain yang telah disediakan BRI terutama di perbankan elektronik seperti "mobile banking" dan "internet banking".

Anomali atau gangguan pada Satelit Telkom-1 terjadi sejak Jumat (25/8) pukul 16.51 WIB. Anomali itu mengakibatkan pergeseran pointing antena yang membuat semua layanan transponder dari satelit itu terganggu.

PT Telkom Indonesia Tbk Persero sebagai operator satelit akan melakukan migrasi layanan Satelit Telkom 1 ke Satelit Telkom 2 dan Satelit Telkom 3S dan proses itu diperkirakan selesai pada 10 September 2017.

***3***

(T.I029/B/M026/M026) 28-08-2017 19:44:28