Jakarta (ANTARA News) - PT Pupuk Indonesia (Persero) menyiapkan stok pupuk bersubsidi sebesar 1,069 juta ton, atau empat kali lipat dari ketentuan stok minimum menjelang musim tanam kemarau periode Agustus, September, Oktober 2017.

"Persiapan stok pupuk bersubsidi terutama dialokasikan untuk wilayah Indonesia timur sekaligus mengantisipasi kendala transportasi, terutama cuaca buruk dan terbatasnya kapasitas pelabuhan di suatu daerah," kata Kepala Corporate Communication Pupuk Indonesia, Wijaya Laksana, kepada pers di Jakarta, Senin.

Menurut Wijaya, salah satu langkah yang ditempuh untuk menyediakan pupuk bersubsidi yaitu melakukan pemantauan dengan mengunjungi langsung ke pusat produksi dan gudang pusat pupuk yang tersebar di wilayah Tanah Air.

Wijaya Laksana menjelaskan, hingga 25 Agustus 2017 stok pupuk di lini I hingga III mencapai 1,069 juta ton, terdiri atas pupuk urea sebesar 513.420 ton, stok NPK sebesar 267.551 ton, stok SP-36 sebesar 130.388 ton, ZA sebesar 104.604 ton dan organik sebesar 53.046 ton.

Stok lini III adalah stok di gudang produsen, distributor di wilayah kabupaten dan kota dan stok di kios atau pengecer.

Pupuk merupakan salah satu sarana meningkatkan produktivitas komoditas pertanian juga berperan penting dalam menjaga stabilitas ketahanan pangan nasional.

"Ketersediaan, kualitas, keterjangkauan dan keandalan pupuk harus tetap menjadi salah satu prioritas utama dan perhatian khusus dalam kebijakan, strategi, dan program pembangunan pertanian untuk mencapai target produksi," katanya.

Wijaya yang akrab disapa Jay ini menambahkan, bahwa pupuk bersubsidi sangat penting untuk komoditas pertanian dan diminati oleh masyarakat petani karena harganya yang terjangkau.

"Pupuk Indonesia berusaha menyiapkan sarana produksi yang cukup untuk mendukung peningkatan produksi pertanian, terutama untuk wilayah Indonesia timur dalam mengantisipasi kendala transportasi, cuaca buruk dan terbatasnya kapasitas pelabuhan di suatu daerah".

Untuk memperlancar pendistribusian Pupuk Indonesia juga diperkuat jaringan transportasi kapal maupun darat dengan jumlah armada kapal untuk pengangkutan pupuk mencapai 18 kapal ditambah dengan voyage charter dan container sebanyak 191 rute.

"Kami juga memperkuat jaringan kios dan distributor untuk mendekatkan produk kami kepada petani," katanya.

Jumlah distributor Pupuk Indonesia saat ini sebanyak 1.552 unit dan ditunjang oleh kios sebanyak 40.304 kios.

Dalam menyalurkan dan mengawasi produk pupuk milik pemerintah kepada para petani, Pupuk Indonesia bersama dengan anak usahanya menggunakan prinsip 6T (Tepat Tempat, Tepat Harga, Tepat Jumlah, Tepat Mutu, Tepat Jenis, Tepat Waktu).

"Pupuk Indonesia akan terus melakukan pengamanan serta pengawasan agar pupuk terjamin sampai ke tangan petani yaitu dengan sistem distribusi tertutup. Sistem ini bertujuan mencegah penyimpangan pupuk bersubsidi ke sektor lain," ujar Jay.

(R017/A011)