Anomali satelit Telkom 1, migrasi pelanggan selesai 10 September
28 Agustus 2017 13:32 WIB
Pekerja melintas di dekat antena pengendalian Satelit Telkom 3S di Stasiun Pengendali Utama Satelit PT Telkom Indonesia, Cibinong, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Senin (30/1/2017). (ANTARA FOTO/Indrianto Eko Suwarso)
Jakarta (ANTARA News) - PT Telkom Indonesia Tbk (Persero) mempercepat pemulihan layanan Satelit Telkom 1 dengan melakukan migrasi ke Satelit Telkom 2 dan Satelit Telkom 3S yang diperkirakan selesai pada 10 September 2017.
"Proses migrasi itu untuk mempercepat pemulihan layanan kepada pelanggan dan masyarakat," kata Direktur Utama PT Telkom Alex J Sinaga, di Gedung Merah Putih Telkom, Jakarta, Senin.
Sebelumnya pada Jumat (25/8), sekitar pukul 16.51 WIB telah terjadi anomali pada Satelit Telkom 1 yang berakibat pada pergeseran pointing antena, sehingga semua layanan transponder dari satelit itu terganggu.
Recovery Satelit Telkom 1 yang dilakukan bersama Telkom dan Lockheed Martin sebagai langkah antisipasi dan untuk kontinuitas kualitas layanan kepada pelanggan.
Menurut Alex, sebanyak 15.000 site pelanggan sempat mengalami gangguan, namun proses recovery sudah mencapai 17 persen.
Ia menjelaskan, penyediaan dan pengalihan transponder Telkom 1 ke transponder satelit pengganti akan selesai pada 30 Agustus 2017.
Sedangkan proses repointing antena ground segment dilakukan bertahap, secara bersama-sama baik dengan pelanggan maupun dengan operator penyedia layanan VSAT (Very Small Aperture Terminal) hingga 10 September 2017.
Menurut catatan, Satelit Telkom 1 memiliki sebanyak 63 pelanggan, dengan 8 di antaranya merupakan provider VSAT yang memiliki sekitar 12.030 site sehingga total ground segment sekitar 15.000 site.
Upaya untuk mengawal proses recovery berjalan maksimal, TelkomGroup membentuk posko crisis center yang beroperasi 7x24 jam.
Menurut Alex, crisis center menjadi pusat informasi semua proses recovery layanan pelanggan sekaligus sebagai pusat komando untuk merencanakan dan mengeksekusi setiap langkah-langkah yang dianggap perlu bagi percepatan penyelesaian gangguan layanan.
Secara intensif Telkom bersama Lockheed Martin selaku pabrikan Satelit Telkom 1 terus melakukan investigasi, dan saat ini sedang menjalankan prosedur prosedur untuk mengetahui kesehatan Satelit Telkom 1 secara komprehensif.
Rencana tindak lanjut untuk Satelit Telkom 1 baru akan dapat ditentukan dalam beberapa hari ke depan dan tidak tertutup adanya kemungkinan Satelit Telkom 1 tidak dapat beroperasi dengan normal kembali.
Berdasarkan hasil evaluasi dan konsultasi dengan Lockheed Martin pada tahun 2014 dan 2016, Satelit Telkom 1 dalam kondisi baik dan dapat beroperasi normal hingga beberapa tahun ke depan, sekurang-kurangnya sampai dengan tahun 2019, sesuai dengan best practice di industri satelit.
Alex menjelaskan, pendapatan dari bisnis satelit memberikan kontribusi sebesar 0,6 persen dari total pendapatan Telkom Group.
Telkom 1 diasuransikan ke Jasindo, perusahaan asuransi dalam negeri yang memiliki rekam jejak yang kuat di sektor satelit.
Sehubungan dengan kejadian ini, Manajemen Telkom Group menyampaikan permohonan maaf kepada masyarakat khususnya para pelanggan Satelit Telkom 1.
"Telkom akan terus berkomitmen untuk meningkatkan kualitas layanan kepada masyarakat dan pelanggan di Indonesia," ujar Alex.
(Baca: Anomali satelit Telkom 1, BCA: butuh 2-3 pekan pulihkan seluruh ATM)
"Proses migrasi itu untuk mempercepat pemulihan layanan kepada pelanggan dan masyarakat," kata Direktur Utama PT Telkom Alex J Sinaga, di Gedung Merah Putih Telkom, Jakarta, Senin.
Sebelumnya pada Jumat (25/8), sekitar pukul 16.51 WIB telah terjadi anomali pada Satelit Telkom 1 yang berakibat pada pergeseran pointing antena, sehingga semua layanan transponder dari satelit itu terganggu.
Recovery Satelit Telkom 1 yang dilakukan bersama Telkom dan Lockheed Martin sebagai langkah antisipasi dan untuk kontinuitas kualitas layanan kepada pelanggan.
Menurut Alex, sebanyak 15.000 site pelanggan sempat mengalami gangguan, namun proses recovery sudah mencapai 17 persen.
Ia menjelaskan, penyediaan dan pengalihan transponder Telkom 1 ke transponder satelit pengganti akan selesai pada 30 Agustus 2017.
Sedangkan proses repointing antena ground segment dilakukan bertahap, secara bersama-sama baik dengan pelanggan maupun dengan operator penyedia layanan VSAT (Very Small Aperture Terminal) hingga 10 September 2017.
Menurut catatan, Satelit Telkom 1 memiliki sebanyak 63 pelanggan, dengan 8 di antaranya merupakan provider VSAT yang memiliki sekitar 12.030 site sehingga total ground segment sekitar 15.000 site.
Upaya untuk mengawal proses recovery berjalan maksimal, TelkomGroup membentuk posko crisis center yang beroperasi 7x24 jam.
Menurut Alex, crisis center menjadi pusat informasi semua proses recovery layanan pelanggan sekaligus sebagai pusat komando untuk merencanakan dan mengeksekusi setiap langkah-langkah yang dianggap perlu bagi percepatan penyelesaian gangguan layanan.
Secara intensif Telkom bersama Lockheed Martin selaku pabrikan Satelit Telkom 1 terus melakukan investigasi, dan saat ini sedang menjalankan prosedur prosedur untuk mengetahui kesehatan Satelit Telkom 1 secara komprehensif.
Rencana tindak lanjut untuk Satelit Telkom 1 baru akan dapat ditentukan dalam beberapa hari ke depan dan tidak tertutup adanya kemungkinan Satelit Telkom 1 tidak dapat beroperasi dengan normal kembali.
Berdasarkan hasil evaluasi dan konsultasi dengan Lockheed Martin pada tahun 2014 dan 2016, Satelit Telkom 1 dalam kondisi baik dan dapat beroperasi normal hingga beberapa tahun ke depan, sekurang-kurangnya sampai dengan tahun 2019, sesuai dengan best practice di industri satelit.
Alex menjelaskan, pendapatan dari bisnis satelit memberikan kontribusi sebesar 0,6 persen dari total pendapatan Telkom Group.
Telkom 1 diasuransikan ke Jasindo, perusahaan asuransi dalam negeri yang memiliki rekam jejak yang kuat di sektor satelit.
Sehubungan dengan kejadian ini, Manajemen Telkom Group menyampaikan permohonan maaf kepada masyarakat khususnya para pelanggan Satelit Telkom 1.
"Telkom akan terus berkomitmen untuk meningkatkan kualitas layanan kepada masyarakat dan pelanggan di Indonesia," ujar Alex.
(Baca: Anomali satelit Telkom 1, BCA: butuh 2-3 pekan pulihkan seluruh ATM)
Pewarta: Royke Sinaga
Editor: Unggul Tri Ratomo
Copyright © ANTARA 2017
Tags: