Karawang (ANTARA News) - Kelompok budidaya jamur merang Cyber di Cilamaya, Karawang, mengembangkan pembuatan bibit secara mandiri untuk mengatasi kesulitan mendapatkan bibit jamur berkualitas baik.

"Kemampuan untuk membuat bibit jamur merang sendiri kami dapatkan dari pelatihan pembibitan jamur merang di Biotrop, Bogor," kata Ketua Kelompok Jamur Cyber, Atmawijaya di lokasi budidaya jamur binaan PT Pertamina EP Asset 3 Subang Field Cilamaya, Karawang, Jawa Barat, Rabu.

Ia mengatakan pembuatan bibit dilakukan di Rumah Bibit atau laboratorium pembibitan sederhana milik Kelompok Cyber yang berlokasi tidak jauh dari lokasi kumbung (tempat pengembangan jamur merang).

Menurut Atmawijaya, selama ini para penjual bibit sering memanfaatkan ketergantungan petani jamur dengan menjual bibit kualitas rendah atau bibit turunan ketiga (F3) dan keempat (F4). Sementara bibit berkualitas bagus F1 dan F2 tidak dijual ke petani tetapi dipakai untuk membuat bibit kembali kualitas F3 dan F4.

Akibat penggunaan bibit jamur F3 dan F4 tersebut, yang sulit dibedakan bentuknya dengan bibit kualitas super, produksi jamur merang kelompoknya sempat turun. Bahkan ada beberapa kelompok petani lainnya sampai "gulung tikar" karena produksinya turun terus.

Ia mengatakan pengembangan bibit jamur secara mandiri mendapat dukungan penuh dari pihak Pertamina EP yang bekerja sama dengan lembaga CARE LPPM Institut Pertanian Bogor (IPB). "Pertamina EP dan IPB mendukung penuh dengan memberikan bantuan pelatihan, pembuatan bibit hingga modal," katanya.

Atmawijaya mengatakan melalui pengembangan bibit secara mandiri, produksi jamur dari petani Kelompok Cyber sekarang bisa mencapai 1,5 kuintal hingga 1,7 kuintal setiap panen. Periode panen jamur merang dilakukan setiap 40 hari.

Kelompok ini tidak menghadapi kesulitan dalam menjual hasil panen jamur merangnya karena setiap hari pengepul jamur merang datang untuk membelinya. Produk jamur merang Kelompok Cyber dijual ke pengepul Rp29.000-Rp30.000 per kg untuk jamur kualitas super.

"Produksi kami belum mampu memenuhi permintaan pasar para pengepul yang datang langsung ke lokasi kumbung. Mereka minta 50 kg per hari, sedangkan kemampuan kami baru 30 kg per hari," kata Atmawijaya.

Asisten Manager Legal and Relation Pertamina EP Subang Field, Retno Hastuti mengatakan kelompok Jamur Cyber saat ini memiliki 20 kumbung dan beranggotakan 16 orang.

Dari total 20 kumbung komunal untuk kegiatan budidaya jamur merang, 15 kumbung berupa bambu dan lima kumbung terbuat dari baja ringan.

Inovasi kumbung baja ringan ini dilakukan pada tahun 2016. Kumbung baja ringan memiliki beberapa kelebihan dibandingkan dengan kumbung bambu. "Kekuatan dan ketahanan penggunaan kumbung bambu hanya dua tahun, kumbung baja ringan tahan hingga 15 tahun," katanya.

Pada kumbung baja ringan juga lebih cepat mencapai suhu optimal saat proses sterilisasi kumbung, dan dapat menyimpan panas tersebut lebih baik dibandingkan kumbung bambu. Produksi jamur merang yang dihasilkan dari kumbung baja ringan juga lebih besar 31 persen dibandingkan kumbung bambu.

(T.F004/A026)