Jakarta (ANTARA News) - Nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta, Kamis sore, bergerak menguat sebesar 19 poin menjadi Rp13.340 dibandingkan sebelumnya pada posisi Rp13.359 per dolar Amerika Serikat (AS).

Pengamat pasar uang Bank Woori Saudara Indonesia Tbk, Rully Nova di Jakarta, Kamis mengatakan bahwa adanya optimisme pasar terhadap pertumbuhan kredit di dalam negeri menyusul kebijakan Bank Indonesia menurunkan suku bunga (BI 7-Day Reverse Repo Rate) menjaga fluktuasi mata uang rupiah.

"Penurunan suku bunga dipercaya dapat mendukung upaya percepatan pemulihan ekonomi nasional," katanya.

Dalam Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia pada 21-22 Agustus 2017, memutuskan untuk menurunkan BI 7-day Reverse Repo Rate sebesar 25 bps dari 4,75 persen menjadi 4,50 persen.

Di sisi lain, lanjut dia, pasokan valas di dalam negeri juga cukup terjaga sehingga memberikan ruang apresiasi bagi rupiah. Bank Indonesia mencatat, dana asing masuk ke Indonesia mencapai Rp130 triliun selama bulan Januari hingga Agustus 2017.

Ekonom Samuel Aset Manajemen Lana Soelistianingsih menambahkan bahwa adanya ancaman Presiden AS Donald Trump akan ada government shut-down jika dalam pembahasan anggaran kongres AS tidak setujui pembangunan tembok Meksiko serta akan mengakhiri kerja sama perdagangan dalam North American FreeTrade Agreement (NAFTA) membuat dolar AS turun.

"Banyak yang menyangsikan Trump akan memperoleh dukungan dari kongres AS mengingat hubungan Trump dengan partai Republik juga kurang harmonis," katanya.

Sementara itu, dalam kurs tengah Bank Indonesia (BI) pada Kamis ini (24/8) mencatat nilai tukar rupiah bergerak melemah ke posisi Rp13.354 dibandingkan posisi sebelumnya Rp13.342 per dolar AS.