Jakarta (ANTARA News) - Persatuan Negara-negara Penghasil Minyak Kelapa Sawit atau Council Palm Oil Producing Countries (CPOPC) yang saat ini beranggotakan Indonesia dan Malaysia, akan mengajak tujuh negara lain untuk bergabung.




"Kami juga mengundang mereka untuk hadir pada FGD yang akan dilaksanakan dalam waktu dekat di Bali," kata Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto melalui keterangan resmi di Jakarta, Kamis.




Dengan masuknya negara-negara tersebut, diharapkan berdampak positif bagi komoditi CPO di dunia.




Sementara itu, Menteri Mah menyatakan, negara penghasil minyak sawit perlu saling sevisi memperkuat aliansi dalam upaya melawan kampanye negatif dan hambatan perdagangan yang mengancam komoditas tersebut.




"Kedua negara memproduksi 85 persen dari total CPO dan telah mengisi 91,2 persen pasar ekspor di dunia sehingga kita merupakan pemain global utama di industri minyak sawit," jelasnya.

Menurut Mah, Indonesia dan Malaysia akan menekankan pentingnya CPOPC untuk pengembangan, promosi dan penguatan kerja sama di sektor industri minyak sawit.




"Maka sekretariat CPOPC ditugaskan untuk mempromosikan dan mengundang lebih banyak negara penghasil sawit agar masuk menjadi anggota. Pasalnya, kami setuju bahwa minyak sawit merupakan komoditas penting yang menyediakan lapangan pekerjaan, pendapatan devisa, dan pembangunan sosial ekonomi," paparnya.

Dalam agenda pertemuan kedua menteri ini, juga dibahas mengenai langkah-langkah strategis untuk menghadapi kampanye negatif penggunaan minyak sawit di Uni Eropa dan Amerika Serikat, termasuk terhadap resolusi parlemen Eropa dan Norwegia.

Selain itu, berkoordinasi menghadapi penetapan tarif dan nontarif yang diterapkan oleh beberapa negara, seperti India yang menaikan Bea Masuk dua kali lipat menjadi 15 persen dan Amerika Serikat yang tengah mewacanakan pengenaan anti dumping untuk biodiesel.




Kemudian, Indonesia dan Malaysia akan menjajaki kerja sama dalam bidang penelitian dan pengembangan untuk memitigasi upaya pembatasan senyawa karsinogenik.