Kampar, Riau (ANTARA News) - Ratusan umat Budha, baik dari Pekanbaru maupun Malaysia, Singapura dan Tibet merayakan Waisak di Candi Muara Takus sekitar 120 kilometer arah barat dari Pekanbaru, Jumat. Prosesi perayaan tersebut dipimpin dua orang Lama (biksu Budha) dari Tibet yakni Lama Toka dan Jekce yang diikuti ratusan umat Budha yang tergabung dalam Yayasan Sandup Cho` Korling dan berasal dari beberapa negara. Dalam ritual yang dijalani, selain mengumandangkan puji-pujian dan doa, mereka juga mengitari komplek candi tertua di Indonesia itu. "Mengelilingi candi sebanyak tiga kali merupakan ritual penghormatan terhadap guru Padma Sambhawa, sebab candi ini merupakan salah satu peninggalan dari guru Padma Shambawa," ujar Ketua Yayasan Sandup Cho` Korling Sahat Sihombing saat ditemui di lokasi candi. Menurut dia, Candi Muara Takus merupakan candi tertua di Indonesia dan tempat pelaksanaan ritual Budha Tantrayana, itu sebabnya ia bersama beberapa penganut Budha Tantrayana mendatangi candi yang berada sekitar 20 kilometer dari jalan lintas Riau-Sumbar di Desa Muara Takus Kecamatan Batu Bersurat Kabupaten Kampar, Riau. Ia mengatakan, bagi viharanya perayaan ritual Waisak di candi tersebut merupakan yang pertama dan pihaknya akan melaksanakan kegiatan tersebut tiap tahun. Dijelaskannya, ritual tersebut untuk merayakan Tahun Baru Waisak sekaligus bersyukur dan intropeksi diri serta memperkenalkan keberadaan candi tersebut. "Candi Muara Takus ini merupakan candi tertua lebih tua dari Candi Borubudur dan berdiri pada zaman kerajaan Sriwijaya. Sebagai orang Riau kami bangga karena memiliki peninggalan kuno tertua di tanah air dan budaya Riau termasuk budaya tinggi," kata Sihombing. Ia mengaku, pergelaran ritual keagamaan di candi yang dibangun dengan susunan bebatuan bata itu akan dapat menjadi daya tarik wisata sebab penganut Budha tersebar di berbagai negara dan jika mereka ke Muara Takus akan memperkenal candi tersebut ke negaranya masing-masing. "Lagipula bagi umat Budha mendatangi tempat bersejarah seperti ini memiliki ritual tersendiri," kata Sihombing yang datang bersama rombongannya dengan mempergunakan dua bus dan bebrapa mobil pribadi. Candi Muara Takus dapat ditempuh perjalanan darat dari Pekanbaru dalam waktu sekitar dua jam. Candi yang dibangun dalam abad ketujuh itu memiliki empat bangunan candi yang terbuat dari susunan batu bata dan batu pasir diatas areal seluas 80 meter persegi. Keempat bangunan yang berdiri unik dan megah itu diantaranya Mahligai Stupa, Candi Tua, Candi Bungsu dan Candi Palangka. (*)