Jakarta (ANTARA News) - Penasihat senior Isu Strategis Kementerian Luar Negeri RI Djauhari Oratmangun meminta agar masyarakat Indonesia menahan amarah dan emosi terkait insiden bendera Indonesia yang terbalik dalam "booklet" SEA Games 2017 di Malaysia.

"Saya lihat sudah banyak unggahan atau komentar yang berujung pada ujaran kebencian. Jika dibiarkan dikhawatirkan bisa memicu konflik," tutur Djauhari saaat ditemui dalam agenda "ASEAN Business Talk" di Jakarta, Selasa siang.

Menurut pria yang pernah menjabat sebagai Duta Besar RI untuk Federasi Rusia itu, masyarakat perlu meninggalkan amarahnya mengingat adanya target ASEAN sebagai "Satu Pandangan, Satu Identitas, dan Satu Komunitas" pada tahun 2025.

Di dalamnya juga termasuk upaya-upaya untuk meningkatkan kesejahteraan bagi negara-negara anggota ASEAN.

"Makanya jika ini dibiarkan, konflik yang terjadi justru bisa menghambat tujuan bersama kita di tahun 2025," tukas Djauhari, menambahkan.

Kondisi ini dinilai Djauhari sebagai salah satu tantangan ASEAN ke depan yang harus diselesaikan.

"Ini berkaitan langsung dengan situasi ekonomi di kawasan. Kalau tidak aman, ada konflik, semua (investor) pasti akan menghindar," katanya dengan tegas.

Oleh karena itu demi terciptanya cita-cita kesejahteraan bersama di tahun 2015 maka sudah sewajarnya jika semua pihak harus bisa menahan diri dan memaafkan.

Kegiatan bertema ASEAN Business Talk tersebut merupakan agenda yang diselenggarakan oleh ASEAN Public Relations Network, sebuah lembaga studi kawasan Asia Tenggara yang berada di bawah London School of Public Relations Jakarta.

Pendiri dan Direktur LSPR Prita Kemal Gani menyampaikan, melalui agenda ASEAN Business Talk diharapkan kalangan pebisnis, praktisi, mau pun masyarakat dapat memahami pentingnya ASEAN bagi kemajuan negeri.