Baghdad, Irak, (ANTARA News) - Pasukan Keamanan Irak yang pada Selasa (22/8) memasuki wilayah Kota Tal Afar di Provinsi Nineveh di Irak, yang sebelumnya dikuasai ISIS, setelah tiga hari melakukan serangan, kata militer Irak.

Pada Selasa pagi, personel komando Pasukan Dinas Kontra-Terorisme melancarkan desakan baru ke dalam permukiman Kifah di bagian barat-daya Tal Afar. Sementara itu pertempuran sengit melawan gerilyawan garis keras terus berkecamuk selama hari itu, kata Let. Jend. Abdul-Amir Yarallah dari Komando Operasi Gabungan di dalam satu pernyataan singkat.

Tentara tersebut, yang dilindungi oleh pesawat militer Irak dan internasional, terus membersihkan beberapa daerah di sekeliling Tal Afar dan merebut kembali enam desa, selain merebut kilang minyak Al-Kasak di sebelah timur kota itu, kata Yarallah.

Dinas intelijen Hashd Shaabi mengatakan di dalam satu laporan, sebagaimana diberitakan Xinhua, perlawanan kelompok ISIS melemah dan anggotanya melarikan diri ke pusat kota bukan menghadapi pasukan keamanan, walaupun mereka mengirim pembom bunuh diri untuk menghambat gerak maju pasukan keamanan.

Organisasi Migrasi Internasional (IOM) mengatakan organisasi itu telah menerima sebanyak 3.200 orang sejak 18 Agustus di kamp pengungsi daruratnya di Haj Ali dan Qayyara, keduanya berada sekitar 60 kilometer di sebelah selatan Mosul.

"Ribuan orang lagi diperkirakan menyelamatkan diri dalam beberapa hari mendatang," kata IOM, lembaga migrasi PBB, di dalam satu pernyataan.

Kebanyakan orang yang kehilangan tempat tinggal dari Tal Afar, katanya, "harus berjalan kaki selama berjam-jam dalam kondisi menyedihkan sebelum tiba di daerah aman. Banyak orang tiba dalam keadaan kelelahan dan kondisi kesehatan buruk, seringkali dengan tingkat gizi buruk kritis terutama anak kecil, sebagian bahkan tak bisa bergerak".

Pada 20 Agustus, Perdana Menteri Irak Haider Al-Abadi --yang juga adalah Panglima Tertinggi Pasukan Irak, mengumumkan dimulainya operasi untuk merebut kembali kendali atas Kota Tal Afar di Irak Timur dan daerah sekitarnya dari petempur IS.

"Kami mengumumkan diluncurkannya operasi untuk membebaskan Tal Afar. Saya mengatakan kepada anggota Daesh (ISIS) --menyerah atau mati," kata Al-Abadi.

Daerah yang menjadi sasaran di Tal Afar memiliki luas sekitar 3.306 kilometer persegi, yang terdiri atas Kota Tal Afar sendiri dan dua Kabupaten --Ayadhiyah dan Mahalabiyah-- selain sebanyak 47 desa yang tersebar di daerah tersebut, demikian keterangan dari stsiun televisi resmi Iraqiya.

Tal Afar, sekitar 70 kilometer di sebelah barat Mosul, adalah kubu terakhir IS di Provinsi Nineveh, Irak Utara. Sebanyak 350.000 sampai 400.000 orang dulu biasa tinggal di kota tersebut dan daerah sekitarnya, termasuk 250.000 orang di Tal Afar. Tapi kebanyakan dari mereka meninggalkan rumah mereka baik akibat pergolakan sektarian selama bertahun-tahun setelah 2003, maupun setelah kota itu jatuh ke dalam kekuasaan ISIS pada 2014.

Sebagian besar penduduk daerah Tal Afar adalah pemeluk Sunni dan Turkoman Syiah, selain suku minoritas Kurdi dan kelompok minoritas lain.

IOM memperkirakan sebanyak 10.000 sampai 40.000 orang masih tinggal di Kota Tal Afar dan daerah sekitarnya.

Sebelumnya, Mayor Jenderal Angkatan Darat Najim Al-Jubouri, Komandan di Komando Operasi Nineveh, mengatakan kepada wartawan bahwa ia memperkirakan sebanyak 1.500 sampai 2.000 petempur ISIS masih berada di Tal Afar.

(Uu.C003)