Bandung (ANTARA News) - Perusahaan bidang farmasi dan alat kesehatan PT Phapros Tbk berinvestasi sebesar Rp10 miliar untuk membangun fasilitas produksi pengembangan alat kesehatan "scaffold hydroxyapetite" atau komponen implantasi tulang dan gigi di Bandung.

"Investasi untuk membangun pabrik sebesar Rp10 miliar bertahap. Kerja sama sinergi dengan PT Mitra Rajawali Banjaran (MRB) pemilik fasilitas aset tanah di sini," tutur Direktur Utama PT Phapros Barokah Sri Utami di Bandung, Selasa.

Ia menuturkan ke depan pabrik itu akan memanfaatkan tingkat kandungan dalam negeri (TKDN) sebesar 95 persen karena bahan utamanya adalah tulang sapi organik.

Barokah mengatakan dengan penggunaan TKDN yang tinggi, harga komponen implantasi tulang dan gigi itu akan lebih murah dibandingkan produk impor yang selama ini 100 persen mengisi pasar.

"Kalau produk dari luar harga paling murah Rp2,5 juta, produk ini nanti bisa setengahnya Rp1,5 juta," ujar dia.

Pihaknya mengklaim produk yang ditargetkan akan mulai diproduksi pada 2018 itu memiliki kualitas yang dapat bersaing dengan produk yang kini sebagian besar dari Jerman dan Korea.

Mengenai potensi produk tersebut di pasaran, meskipun pihaknya tidak memiliki angka pasti kejadian traumatis, adanya peningkatan kendaraan bermotor dapat dilihat sebagai salah satu potensi.

Angka harapan hidup, tutur Barokah, juga semakin meningkat sehingga untuk usia panjang yang menghadapi masalah pengeroposan tulang memerlukan produk komponen implantasi itu untuk hidup yang lebih produktif.

Untuk penderita kanker tulang yang juga mengalami pengeroposan tulang akan memerlukan produk itu juga.

"Fasilitas produksi yang saat ini dibangun memang kapasitasnya masih medium, tapi ke depan dengan bertumbuhnya pasar alkes yang cukup tinggi mencapai 13 persen, maka fasilitas ini akan terus berkembang baik dari sisi kapasitas maupun pertambahan varian produk hydroxyapetite yang lain," ujar Barokah.