Bandarlampung (ANTARA News)- Ekonom Universitas Gajah Mada Yogyakarta, Tony Prasetyantono, mengatakan Kantor Bursa Efek Jakarta (BEJ) di kawasan SCBD Sudirman Jakarta seharusnya tetap dipertahankan karena lokasinya yang sangat strategis. "Lokasi kantor BEJ saat ini sangat strategis, mudah terjangkau dan berada di pusat kota. Kalau pindah dengan alasan sewa kantor mahal, seharusnya sewa itu bisa dibicarakan ulang," katanya saat dihubungi dari Bandarlampung, Jumat. Penetapana kantor BEJ itu juga ditandai bergairahnya bursa dengan IHSG BEJ yang ditutup naik 28,928 poin pada penutupan perdagangan Kamis (31/5) lalu , maka alasan harga sewa kantor yang mahal kurang tepat. Menurut pakar itu, yang perlu dilakukan adalah mengembangkan perdagangan bursa, dan bukannya malahan memindahkan kantor karena tempat sekarang ini sudah representatif untuk perdagangan bursa. "Dibandingkan tempat lainnya di Jakarta, kantor BEJ sekarang ini sangat representatif untuk perdagangan bursa, tempatnya mudah dijangkau, dan mudah dicari dengan akses lalu lintas yang lebih mudah. Kalau dipindahkan, apakah tempat baru itu lebih representatif daripada sekarang ini," katanya. Meski demikian, keputusan perpindahan kantor itu seharusnya dilaksanakan setelah melalui pengkajian yang mendalam dengan membicarakannya telebih dahulu dengan "stake holders" dan para pelaku bursa lainnya. "Sehubungan harga sewa kantor yang mahal, apakah pemindahan itu merupakan pilihan terbaik, apakah diterima para stake holders dan pelaku bursa. Banyak faktor yang harus dipertimbangkan matang dan transparan," katanya. Ia mengatakan sudah mendengar rencana pemindahan kantor BEJ ke tempat lain karena harga sewanya yang mahal. Ditambahkannya, jika terpaksa dipindahkan, maka sebaiknya tidak dilaksanakan buru- buru atau dalam tahun ini, tapi sebaiknya dilaksanakan tahun 2008 sehingga semua pelaku bursa bisa mempersiapkan diri menghadapi perpindahan kantor tersebut. Kawasan Kuningan Jakarta disebutkannya adalah kawasan kedutaan besar , sehingga kawasan Sudirman masih lebih representatif. Meski demikian, para direksi BEJ dan stakeholders yang menentukan perpindahan itu, apakah dilaksanakan atau tidak. "Namun menurut saya, kantor BEJ sekarang masih relevan dipertahankan, dan alasan sewa yang mahal tidak relevan dengan terjadinya booming di pasar bursa. Dengan tempat sekarang ini, tidak akan berdampak keluarnya investasi baru bagi anggota bursa," katanya. Karena itu , ia mempertanyakan motif pemindahan kantor BEJ dari Sudirman ke tempat lain.(*)