Konsultan properti: pasar sewa apartemen di Surabaya "stagnan"
21 Agustus 2017 21:32 WIB
Dokumentasi Warga berjalan dan beraktivitas bisnis di sekitaran proyek Apartemen Soho@Podomooro City, di Jakarta Barat berjalan normal, Jumat (11/11/2016). PT Tiara Metropolitan Indah, salah satu Entitas Anak PT Agung Podomoro Land Tbk, akan menyerahkan unit apartemen Soho@Podomoro City kepada konsumen pada akhir tahun 2016. (ANTARA FOTO/HO)
Surabaya (ANTARA News) - Konsultan properti dari perusahaan internasional Colliers, Ferry Salanto menilai pasar sewa apartemen di Surabaya, Jawa Timur pada semester I "stagnan" atau tidak bergerak, karena pasar sepi.
"Saat ini pasar sewa tidak bergerak dan salah satu penyewa yang kini diandalkan ialah para ekspatriat atau warga asing yang bekerja di wilayah Surabaya dan sekitarnya," kata Ferry saat memberi keterangan pers terkait pertumbuhan apartemen di Surabaya, Senin.
Ia menilai harga sewa apartemen di Surabaya saat ini hanya tumbuh empat persen dibandingkan semester sebelumnya, karena pertumbuhan apartemen tidak diiringi dengan jumlah penyewa.
Meski demikian, kata dia, harga apartemen tetap mencatat adanya kenaikan, karena munculnya beberapa proyek baru yang harganya di atas proyek sebelumnya.
"Berdasarkan data kami, perkembangan harga apartemen di pusat Surabaya dibandingkan semester pertama 2016 terkoreksi negatif 1,4 persen," katanya.
Ferry mengaku kunci pertumbuhan apartemen di Surabaya dan Jakarta terletak pada membaiknya ekonomi nasional, sehingga transaksi sewa berpeluang meningkat.
Ia mengatakan stok apartemen di Surabaya pada semester pertama 2017 ada penambahan sebanyak 1.224 unit, sehingga total menjadi 28.887 unit.
Diperkirakan, kata dia, jumlah itu akan terus meningkat menjadi 33.414 unit pada empat tahun ke depan atau tahun 2021.
"Untuk Surabaya, pengembang yang mendominasi pasokan apartemen masing-masing Pakuwon dengan proyek yang menyasar berbagai target pasar, kemudian Puncak Group yang membidik segmen menengah ke bawah, dan PT PP Properti yang diproyeksi berkontribusi delapan persen terhadap total suplai ke depan," katanya.
"Saat ini pasar sewa tidak bergerak dan salah satu penyewa yang kini diandalkan ialah para ekspatriat atau warga asing yang bekerja di wilayah Surabaya dan sekitarnya," kata Ferry saat memberi keterangan pers terkait pertumbuhan apartemen di Surabaya, Senin.
Ia menilai harga sewa apartemen di Surabaya saat ini hanya tumbuh empat persen dibandingkan semester sebelumnya, karena pertumbuhan apartemen tidak diiringi dengan jumlah penyewa.
Meski demikian, kata dia, harga apartemen tetap mencatat adanya kenaikan, karena munculnya beberapa proyek baru yang harganya di atas proyek sebelumnya.
"Berdasarkan data kami, perkembangan harga apartemen di pusat Surabaya dibandingkan semester pertama 2016 terkoreksi negatif 1,4 persen," katanya.
Ferry mengaku kunci pertumbuhan apartemen di Surabaya dan Jakarta terletak pada membaiknya ekonomi nasional, sehingga transaksi sewa berpeluang meningkat.
Ia mengatakan stok apartemen di Surabaya pada semester pertama 2017 ada penambahan sebanyak 1.224 unit, sehingga total menjadi 28.887 unit.
Diperkirakan, kata dia, jumlah itu akan terus meningkat menjadi 33.414 unit pada empat tahun ke depan atau tahun 2021.
"Untuk Surabaya, pengembang yang mendominasi pasokan apartemen masing-masing Pakuwon dengan proyek yang menyasar berbagai target pasar, kemudian Puncak Group yang membidik segmen menengah ke bawah, dan PT PP Properti yang diproyeksi berkontribusi delapan persen terhadap total suplai ke depan," katanya.
Pewarta: A Malik Ibrahim
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2017
Tags: