Hartadi Sarwono jadi komisaris utama Mandiri
Dirut Bank Mandiri Kartika Wirjoatmodjo (kedua kanan), Wakil Komisaris Utama Imam Aprianto Putro (ketiga kanan), Wadirut Sulaiman A Arianto (kanan), Direktur Government and Institutional Kartini Sally (kiri) Komisaris Askolani (kedua kiri), Komisaris Bangun S Kusmuljono (ketiga kiri) berbincang sebelum RUPSLB Bank Mandiri 2017 di Jakarta, Senin (21/8/2017). RUPSLB Bank Mandiri memutuskan mengangkat Hartadi A Sarwono, R. Widyopramono dan Darmawan Junaidi sebagai Komisaris Utama, Komisaris dan Direktur Treasury perseroan. (ANTARA FOTO/Reno Esnir)
Direktur Utama Bank Mandiri Kartika Wirjoatmodjo usai Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) di Jakarta, Senin, berharap, Hartadi yang merupakan mantan birokrat senior di Bank Indonesia, dapat membawa perseroan meningkatkan kinerjanya dan merambah pasar global.
"Sebagai yang pernah menjadi Deputi Gubernur BI, seorang birokrat senior, Pak Hartadi bisa membawa Mandiri lebih baik lagi," ujarnya.
Hartadi juga pernah menjabat sebagai Direktur Utama Lembaga Pengembangan Perbankan Indonesia (LPPI), dan selanjutnya menjadi Komisaris Utama PT. Bank Negara Indonesia Persero Tbk (BNI).
Selain mengangkat Hartadi, pemegang saham juga menunjuk R Widyopramono, mantan Jaksa Agung Muda Pengawasan sebagai Komisaris. Kemudian, pemegang saham juga mengangkat Darmawan Junaidi menjadi Direktur Treasuri menggantikan Pahala Mansury yang didapuk sebagai Direktur Utama PT Garuda Indonesia Tbk.
Darmawan merupakan bankir yang lama berkarir di Mandiri, dan pernah menjadi Dirkeu di PT. Semen Indonesia.
Dalam RUPSLB itu, Bank Mandiri itu juga resmi mengajukan pemecahan saham (stock split) dengan rasio 1 : 2.
Tiko, sapaan akrab Kartika, mengatakan pemecahan saham perlu dilakukan untuk meningkatkan kepemilikan investor ritel. Saat ini, kata Tiko, kepemilikan saham di Bank Mandiri yang berasal dari investor luar negeri cukup tinggi. Dengan harga saham yang lebih murah, maka portofolio investor ritel domestik di BMRI akan meningkat.
Sekretaris Bank Mandiri Rohan Hafas mengharapkan proses pemecahan nilai saham BMRI, --kode emiten Mandiri--, dapat selesai dan efektif di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada November 2017.
Pewarta: Indra Arief Pribadi
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2017