Denpasar (ANTARA News) - Umat Budha yang memadati sekitar 60 vihara di Bali memperingati perayaan Hari Suci Waisak 2551 tahun 2007 yang puncaknya dilakukan tepat pukul 09.03 Wita, Jumat pagi. Perayaan detik-detik Waisak di Vihara Buddha Sakyamuni Denpasar, misalnya, ditandai dengan persembahyangan dan meditasi yang diikuti sekitar 500 umat dipimpin Bhikkhu Sangha. Demikian pula umat yang memadati Vihara Dharmayana Kuta melakukan persembahyangan dan meditasi yang dipimpin Biksu Suci Rana Dharmayana berlangsung secara khusuk. Rangkaian kegiatan ritual berlangsung sejak 07.30 Wita, diawali dengan Visuddhi Tisarana sebelum acara puncak persembahyangan dan meditasi. Kegiatan ritual di Vihara Dharmayana menurut Ketua Yayasan Dharma Semadi pada Vihara tersebut Hindra Suarlin, seluruh rangkaian ritual Waisak dimulai sejak pukul 22.00 Wita Kamis malam (31/5) diawalinya dengan "Pradiksa", yakni umat mengelilingi patung Budha dengan arah berlawanan jarum jam. Prosesi ritual yang melibatkan tidak kurang dari 600 anggota Yayasan Dharma Semadi, Kuta serta sejumlah wisatawan dalam dan luar negeri yang sedang menikmati liburan di Pulau Dewata. Sementara itu, Ketua Perwalian Umat Budha Indonesia (Walubi) Bali, Ida Bagus Rahula, menambahkan bahwa perayaan Waisak dilakukan secara khidmat dan sederhana di masing-masing vihara. Melalui perayaan Hari Suci Waisak, umat Budha memohon, agar berkah Waisak membawa bangsa Indonesia keluar dari berbagai kesulitan, meningkatkan rasa kebersamaan, dan menghindari perbuatan yang tidak pantas, apalagi melanggar hukum. Selain itu, diharapkannya mampu memberikan kebahagiaan dan kedamaian kepada seluruh umat manusia di dunia, khususnya masyarakat Bali. Lewat perayaan Waisak umat Budha menyampaikan rasa syukur dan terima kasihnya atas kehidupan yang telah dinikmati. Hal lain yang tidak kalah penting, lewat perayaan Waisak dapat merenungkan atas kesalahan-kesalahan yang pernah diperbuat untuk dapat diperbaiki dikemudian hari, ujar Rahula yang juga pengelola Bharata Vihara Aroma Desa Banjar, Kabupaten Buleleng, Bali utara. Perayaan Waisak menurut Rahula mengandung tiga makna penting yakni memperingati kelahiran, kejayaan dan meninggalnya Sang Budha Siddartha Gautama. Umat manusia tidak mengetahui secara pasti kapan puncak kejayaan dalam kehidupan yang dijalaninya. Oleh karena itu, melalui perayaan Waisak umat Budha memohon ampun atas kesalahan yang pernah diperbuatnya dan dianugrahi kehidupan yang lebih baik dan terhindar dari marabahaya, demikian Rahula. (*)