Tim kesehatan hewan kurban sasar pasar ternak
21 Agustus 2017 17:36 WIB
Harga Sapi Naik. Suasana transaksi jual beli sapi di Pasar Hewan "Pahing" Tulungagung, Jawa Timur, Kamis (10/8/2017). Harga sapi hidup di daerah itu berangsur naik dari sebelumnya rata-rata Rp40 ribu per kilogram menjadi Rp45 ribu dampak tingginya permintaan hewan kurban menjelang hari raya Idul Adha 1438 H yang jatuh pada 1 September. (ANTARA FOTO/Destyan Sujarwoko) ()
Lubukbasung (ANTARA News) - Petugas kesehatan hewan kurban dari Pemerintah Kabupaten Agam, Sumatera Barat, menyasar pasar ternak, pedagang, masjid, dan mushala guna memastikan hewan kurban dalam kondisi sehat sebelum disembelih.
Sekretaris Dinas Pertanian Arief Restu di Lubukbasung, Senin, menyebutkan pihaknya mengerahkan 37 petugas kesehatan untuk memeriksa sejumlah hewan kurban di daerah itu menjelang pelaksanaan Hari Raya Idul Adha 1438 Hijriyah.
Para petugas tersebut terdiri atas pegawai Dinas Pertanian dan dokter hewan yang tersebar di delapan Unit Pelaksana Teknis (UPT) Puskeswan.
Para petugas itu akam membantu memeriksa kondisi kesehatan hewan kurban sebelum dan sesudah disembelih.
"Pemeriksaan ini akan dimulai beberapa minggu menjelang Idul Adha di pasar ternak, pedagang hewan kurban, masjid dan mushala," katanya.
Ia mengatakan pemeriksaan kesehatan ini perlu dilakukan untuk menghindari beberapa kemungkinan terkena penyakit yang diwaspadai seperti antraks dan cacing hati.
"Kalau ada sapi yang dicurigai, saat penyembelihan akan diperiksa organ dalam. Apabila ditemukan hati mengalami rusak dan bercacing, maka akan dibuang atau tidak boleh dikonsumsi sehingga tidak berdampak terhadap warga," katanya.
Untuk itu, Pemkab Agam mewajibkan seluruh hewan kurban yang akan disembelih memiliki surat keterangan kesehatan hewan (SKKH), surat keterangan status reproduksi (SKSR), dan surat keterangan kepemilikan dari wali nagari atau desa adat.
"Ketiga surat ini harus dikantongi panitia kurban agar mengetahui kondisi hewan, kepemilikan dan mengetahui sapi betina yang dijual itu tidak produktif, karena pemerintah melarang pemotongan sapi betina produktif agar populasi ternak terus meningkat setiap tahun," tambahnya.
Selain melakukan pemeriksaan hewan kurban, petugas juga memberikan sosialisasi kepada pengurus masjid, mushala dan panitia kurban terkait usia hewan kurban itu.
Anggota DPRD Agam, Yuspidar mendukung pemerintah membentuk tim untuk memeriksa kesehatan hewan kurban dalam melindungi warga.
Dengan cara itu, penyakit tersebut tidak tertular kepada warga yang akan mengkonsumsi daging tersebut.
"Kita berharap tim tersebut memeriksa kesehatan seluruh hewan yang akan dipotong nanti," katanya.
Sekretaris Dinas Pertanian Arief Restu di Lubukbasung, Senin, menyebutkan pihaknya mengerahkan 37 petugas kesehatan untuk memeriksa sejumlah hewan kurban di daerah itu menjelang pelaksanaan Hari Raya Idul Adha 1438 Hijriyah.
Para petugas tersebut terdiri atas pegawai Dinas Pertanian dan dokter hewan yang tersebar di delapan Unit Pelaksana Teknis (UPT) Puskeswan.
Para petugas itu akam membantu memeriksa kondisi kesehatan hewan kurban sebelum dan sesudah disembelih.
"Pemeriksaan ini akan dimulai beberapa minggu menjelang Idul Adha di pasar ternak, pedagang hewan kurban, masjid dan mushala," katanya.
Ia mengatakan pemeriksaan kesehatan ini perlu dilakukan untuk menghindari beberapa kemungkinan terkena penyakit yang diwaspadai seperti antraks dan cacing hati.
"Kalau ada sapi yang dicurigai, saat penyembelihan akan diperiksa organ dalam. Apabila ditemukan hati mengalami rusak dan bercacing, maka akan dibuang atau tidak boleh dikonsumsi sehingga tidak berdampak terhadap warga," katanya.
Untuk itu, Pemkab Agam mewajibkan seluruh hewan kurban yang akan disembelih memiliki surat keterangan kesehatan hewan (SKKH), surat keterangan status reproduksi (SKSR), dan surat keterangan kepemilikan dari wali nagari atau desa adat.
"Ketiga surat ini harus dikantongi panitia kurban agar mengetahui kondisi hewan, kepemilikan dan mengetahui sapi betina yang dijual itu tidak produktif, karena pemerintah melarang pemotongan sapi betina produktif agar populasi ternak terus meningkat setiap tahun," tambahnya.
Selain melakukan pemeriksaan hewan kurban, petugas juga memberikan sosialisasi kepada pengurus masjid, mushala dan panitia kurban terkait usia hewan kurban itu.
Anggota DPRD Agam, Yuspidar mendukung pemerintah membentuk tim untuk memeriksa kesehatan hewan kurban dalam melindungi warga.
Dengan cara itu, penyakit tersebut tidak tertular kepada warga yang akan mengkonsumsi daging tersebut.
"Kita berharap tim tersebut memeriksa kesehatan seluruh hewan yang akan dipotong nanti," katanya.
Pewarta: Altas Maulana
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2017
Tags: