Jakarta (ANTARA News) - Pemerintah Indonesia dan Republik Uzbekistan siap meningkatkan kerja sama di bidang pertanian karena kedua negara memiliki potensi sumber daya pertanian.

Menteri Pertanian Amran Sulaiman setelah pertemuan dengan Deputi Perdana Menteri Uzbekistan di Jakarta, Senin mengatakan, Uzbekistan selama ini menjadi pasar potensial untuk ekspor dari Indonesia untuk komoditas seperti kelapa, kelapa sawit, teh, karet, kopi dan nanas.

Pembicaraan Zoir T Mirzaev dengan Amran Sulaiman untuk mengoptimalkan kerja sama kedua negara. Kerja sama disepakati dengan fokus, pertama, akan dilakukan pertukaran para peneliti dan mahasiswa,

Kedua, Uzbekistan menginginkan Indonesia transfer teknologi lada, rempah, kedelai dan mengusulkan pertukaran sumber genetik kedelai.

Ketiga, Indonesia akan mengadopsi teknologi irigasi dari Uzbekistan.

Keempat Indonesia menginginkan agar Uzbekistan membantu kampanye positif kelapa sawit. Kelima Indonesia mengundang investor Uzbekistan untuk investasi tebu/gula, sapi dan jagung.

Republik Uzbekistan, negara yang terletak di Asia Tengah dan Eropa Timur, merupakan negara terluas ke-56 di dunia. Negara ini cukup maju di bidang pertanian, khususnya memiliki kapas seluas sejuta hektare dan fishpond seluas sejuta hektare sebagai rainfall harvesting system.

Pengelolaan air irigasi tetes cukup berkontribusi terhadap produksi buah dan sayuran sehingga mampu mengekspor ke 80 negara.

Kedatangan Zoir T Mirzaev, Deputi Perdana Menteri Uzbekistan merangkap Menteri Pertanian dan Sumber Daya Air ke Kementerian Pertanian (Kementan) Republik Indonesia atas perintah Presiden Uzbekistan.

Hal itu mengingat Indonesia mampu berswasembada pangan khususnya beras, jagung, bawang merah dan cabai serta mampu mengelola sumber daya pertanian secara efektif untuk memenuhi pangan 258 juta penduduk.

"Keberhasilan Indonesia mencapai swasembada telah diketahui Uzbekistan sehingga mereka sungguh-sungguh ingin membangun kemitraan pertanian secara intensif dan saling menguntungkan," ujar Mentan.