Jakarta (ANTARA News) - Wakil Presiden Jusuf Kalla meminta para Diaspora Indonesia di seluruh dunia agar tidak mencontoh tindakan Johannes Marliem yang merugikan negara triliunan rupiah.

"Tentu kita turut berduka cita, namun Diaspora Indonesia jangan meniru tindakan yang tidak seharusnya seperti yang terjadi dengan Johannes Marliem, ternyata dia berkomplot merampok negara, merugikan keuangan negara," kata JK dalam pembukaan Indonesian Diaspora Global Summit di Jakarta, Senin.

"Nah, jangan ditiru yang seperti itu," lanjut dia.

Menurut Wapres, selama ini informasi tentang Diaspora Indonesia secara umum terkait dengan hal-hal positif, oleh karena itu tindakan Johannes yang berkomplot merugikan Indonesia tidak sepatutnya ditiru.

Johannes Marliem adalah mantan WNI yang berdomisili di Amerika Serikat dan dianggap sebagai salah satu saksi penting dalam kasus korupsi KTP-e dikabarkan meninggal dengan luka tembak di bagian kepala di Los Angeles pada 8 Agustus 2017.

Berdasarkan keterangan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Johannes pernah dimintai uang 200 ribu dolar AS untuk memuluskan perusahaannya, PT Biomorf, sebagai pemenang tender pengadaan sistem identifikasi sidik jari otomatis KTP-e.

Sebagai pemenang tender, Johannes disebut mendapat keuntungan sebesar 14,88 juta dolar AS, namun diindikasikan telah merugikan negara sebesar Rp2,3 triliun.

Menurut Wapres, pemerintah dan rakyat Indonesia mengharapkan Diaspora Indonesia dapat berkontribusi dalam pembangunan Indonesia dengan sebaik-baiknya melalui ilmu dan pengetahuan yang mereka dapatkan di luar negeri.

"Tentu kita mengharapkan Anda dengan ilmu Anda bermanfaat sebaik-baiknya untuk bangsa," kata dia.