Jember (ANTARA News) - Harga garam di sejumlah pasar tradisional Kabupaten Jember, Jawa Timur kembali meroket pada kisaran Rp15.000 hingga Rp16.000 per kilogram karena kelangkaan komoditas tersebut.

"Harga garam pada awal pekan bulan Agustus 2017 berkisar Rp9.000 hingga Rp9.500 per kilogram, namun kini kembali melambung tinggi hingga Rp16.000 per kilogram atau Rp4.000 per kemasan yang berisi 250 gram," kata pedagang di Pasar Tanjung Jember, Samik, Sabtu.

Harga garam mulai naik menjadi Rp16.000 per kilogram mulai Sabtu ini dan sebelumnya sebesar Rp12.000 per kilogram atau Rp3.000 per kemasan dengan berat 250 gram.

Menurutnya, mahalnya harga garam karena pasokan yang berkurang dan terbatas di pasaran, sedangkan permintaan bahan pelengkap masakan tersebut stabil.

"Harga garam masih cenderung fluktuatif, sehingga sewaktu-waktu bisa naik ketika pasokan berkurang dan turun, apabila stok melimpah dan distribusi dari pabrikan lancar," tuturnya.

Sementara Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Jember Anas Maruf mengatakan kelangkaan garam tidak hanya terjadi di Kabupaten Jember, namun hampir merata di sejumlah daerah.

"Harga garam di Jember sempat turun beberapa waktu lalu karena distribusi dari pabrikan kepada pedagang lancar dan stok yang ada juga banyak, namun kini harganya kembali naik," tuturnya.

Ia berharap pasokan dan distribusi garam dapur tersebut kembali normal, sehingga harganya bisa kembali normal pada kisaran Rp1.000 hingga Rp1.500 per kemasan 250 gram, sedangkan harga garam bata bisa normal pada kisaran Rp500 hingga Rp600 per buah.

Pantauan di Pasar Tanjung Jember, harga sejumlah bahan pokok masih stabil yakni beras di kisaran Rp9.000 hingga Rp11.000 per kilogram, gula pasir Rp12.000 per kilogram, dan minyak goreng curah Rp11.000 per kilogram.

Untuk harga daging sapi masih stabil yakni Rp110.000 per kilogram, sedangkan harga daging ayam ras naik dari Rp29.000 menjadi Rp30.000 per kilogram.