Longsor di Kongo, diperkirakan 200 orang tewas
19 Agustus 2017 11:50 WIB
Ilustrasi - Warga memakai baju pelindung saling berpegangan tangan saat mereka menyebrangi sebuah sungai setelah longsor lumpur di gunung kota Ragent, Sierra Leone, Selasa (15/8/2017), dalam gambar yang diambil dari video. (via Reuters TV)
Dakar (ANTARA News) - Bencana tanah longsor di Republik Demokratik Kongo timur kemungkinan telah menewaskan lebih dari 200 orang, berdasarkan perkiraan jumlah rumah terkubur, kata wakil gubernur propinsi Ituri pada Jumat.
Bencana tanah longsor melanda desa Tora, di tepi danau Albert, daerah seismik aktif di Rift Valley barat, pada Kamis.
"Terdapat banyak orang terkubur yang tidak dapat kami selamatkan," kata Pacifique Keta, wakil gubernur propinsi Ituri melalui telepon.
"Proses penyelamatan sangat sulit karena daerah tersebut dikelilingi gunung, sehingga sangat sulit untuk dijangkau," tambahnya.
Banyak bagian di Afrika barat dan tengah rentan terhadap tanah longsor akibat penggundulan hutan dan masyarakatnya yang banyak memilih tinggal di bukit terjal.
Pada Jumat, Sierra Leone memakamkan 461 korban tanah longsor. Bencana itu menyapu rumah-rumah di pinggiran Freetown, ibu kota negara itu. 600 orang lagi masih dinyatakan hilang.
Kongo timur memiliki risiko tambahan karena dilalui jalur seismik yang sering kali dilanda gempa bumi dan terkadang letusan gunung berapi.
Keta mengatakan bahwa jumlah korban adalah perkiraan berdasarkan jumlah rumah yang terkubur dan jumlah rumah keseluruhan. Dia mengatakan bahwa sejauh ini sekitar 40 orang telah dimakamkan.
"Kami mencoba untuk meningkatkan tanggap darurat. Badan bantuan dan MINUSCO (pasukan pemelihara perdamaian PBB) berada di tempat kejadian untuk melakukan tindakan penyelamatan terhadap jenazah dan korban selamat secepat mungkin," kata Keta.
(Uu.Aulia/KR-AMQ/F001)
Bencana tanah longsor melanda desa Tora, di tepi danau Albert, daerah seismik aktif di Rift Valley barat, pada Kamis.
"Terdapat banyak orang terkubur yang tidak dapat kami selamatkan," kata Pacifique Keta, wakil gubernur propinsi Ituri melalui telepon.
"Proses penyelamatan sangat sulit karena daerah tersebut dikelilingi gunung, sehingga sangat sulit untuk dijangkau," tambahnya.
Banyak bagian di Afrika barat dan tengah rentan terhadap tanah longsor akibat penggundulan hutan dan masyarakatnya yang banyak memilih tinggal di bukit terjal.
Pada Jumat, Sierra Leone memakamkan 461 korban tanah longsor. Bencana itu menyapu rumah-rumah di pinggiran Freetown, ibu kota negara itu. 600 orang lagi masih dinyatakan hilang.
Kongo timur memiliki risiko tambahan karena dilalui jalur seismik yang sering kali dilanda gempa bumi dan terkadang letusan gunung berapi.
Keta mengatakan bahwa jumlah korban adalah perkiraan berdasarkan jumlah rumah yang terkubur dan jumlah rumah keseluruhan. Dia mengatakan bahwa sejauh ini sekitar 40 orang telah dimakamkan.
"Kami mencoba untuk meningkatkan tanggap darurat. Badan bantuan dan MINUSCO (pasukan pemelihara perdamaian PBB) berada di tempat kejadian untuk melakukan tindakan penyelamatan terhadap jenazah dan korban selamat secepat mungkin," kata Keta.
(Uu.Aulia/KR-AMQ/F001)
Editor: Unggul Tri Ratomo
Copyright © ANTARA 2017
Tags: