MPR: peringatan Hari Konstitusi bermakna sepakat bersatu
Wakil Presdien Jusuf Kalla (ketiga kiri), menerima buku "Ekonomi Pancasila" dari Ketua MPR Zulkifli Hasan (kedua kiri) disaksikan Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) Arief Hidayat (kiiri), Ketua DPD Oesman Sapta Odang (kedua kanan) dan Ketua Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) Moermahadi Soerja Djanegara (kanan), pada peringatan Hari Konstitusi, di Gedung Nusantara IV, Kompleks Parlemen, Jakartra, Jumat (18/8/2017). Pada Peringatan Hari Konstitusi ke-72 ini, konstitusi diharapkan dapat menjadi petunjuk bagi pembanguan Bangsa yang sesuai dengan harapan Rakyat, terbentuknya Pemerintah bersih, serta mendukung terbentuknya Demokrasi dan Hak Azasi Manusia (HAM). (ANTARA /Reno Esnir) ()
"Merayakan hari konstitusi ungkapan rasa syukur dengan nikmat kebhinnekaan sampai hari ini. Mari hentikan silang sengketa soal suku, agama, dan latar belakang lainnya," kata Ketua MPR RI Zulkifli Hasan saat pidato pada peringatan Hari Konstitusi di Komplek Gedung MPR/DPR/DPD RI, Jakarta, Jumat.
Hadir pada acara tersebut Wakil Presiden Jusuf Kalla, para Wakil Ketua MPR RI; Mahyudin, EE Mangindaan, Hidayat Nur Wahid, dan Oesman Sapta yang juga Ketua DPD RI, Ketua BPK Moermahadi Soerja Djanegara, Ketua Mahkamah Konstitusi Arief Hidayat, Ketua Komisi Yudisial Aidul Fitriciada Azhari.
Hadir juga Menko Kemaritiman RI Luhut Binsar Panjaitan, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI Muhajir Effendy, Menteri Agama RI Lukman Hakim Saifuddin, Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Siti Nurbaya Bakar, pimpinan Badan Pengkajian MPR RI, pimpinan Lembaga Pengkajian MPR RI, para peserta finalis dan guru pendamping Lomba Cerdas Cermat Empat Pilar MPR tingkat SLTA Nasional Tahun 2017.
Menurut Zulkifli, konstitusi menggambarkan keseluruhan sistem ketatanegaraan suatu negara, berisi aturan yang merupakan konsensus seluruh warga negara mengenai bangunan negara yang diidealkan.
"Idealnya konstitusi memuat hasil perjuangan politik di masa lampau dan merangkum konsensus tokoh-tokoh bangsa yang hendak diwujudkan di masa mendatang," tuturnya.
Zulkifli menambahkan, tantangan utama bangsa Indonesia saat ini, sesungguhnya bukan munculnya gerakan ingin mengubah dasar negara atau bentuk negara seperti yang pernah terjadi dalam sejarah di Indonesia, tapi menjaga kemajemukan sekaligus meneguhkan kemandirian bangsa.
"Bangsa Indonesia harus terus bersatu dan berdaulat," imbuhnya.
Ketua Umum Partai Amanat Nasional ini menegaskan, saat ini waktunya bicara bagaimana Indonesia unggul dan mampu bersaing dengan bangsa lain melalui produktivitas, kreativitas, dan inovasi.
Pewarta: Riza Harahap
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2017