PT Garam revisi target produksi
18 Agustus 2017 17:01 WIB
Arsip Foto. Petani mengangkut garam yang telah diproses di kawasan Panggungrejo, Pasuruan, Jawa Timur, Rabu (19/7/2017). (ANTARA /Umarul Faruq )
Sumenep, Jawa Timur (ANTARA News) - PT Garam (Persero) merevisi target produksi garam yang semula ditetapkan 350 ribu ton menjadi 225 ribu ton karena kegiatan produksinya terkendala anomali cuaca selama musim kemarau tahun ini.
"Publik pun sudah paham jika kemarau tahun ini berjalan tidak normal atau masih sering terjadi hujan dan selanjutnya produksi garam mengalami kendala," kata Direktur Produksi PT Garam Budi Sasongko di Sumenep, Jumat.
PT Garam sebelumnya mematok target produksi 350 ribu ton garam dari sekitar 5.600 hektare lahan pegaraman milik perusahaan tahun ini.
Perusahaan memiliki 5.200 hektare lahan pegaraman di Jawa Timur (Sumenep, Pamekasan, dan Sampang) dan 400 hektare di Nusa Tenggara Timur (Kupang).
Anomali cuaca pada kemarau tahun ini membuat produksi garam perusahaan maupun petani garam tidak maksimal.
"Semoga saja kondisi cuaca pada saat ini hingga dasarian II atau sekitar pekan ketiga Desember 2017 normal, dan selanjutnya produksi garam bisa maksimal," kata Budi.
Budi mengemukakan target produksi garam perusahaan tahun ini direvisi menjadi 225 ribu ton dengan catatan kondisi cuaca hingga dasarian II Desember 2017 normal.
"Kalau anomali cuaca masih berlanjut tentunya sulit bagi kami untuk memproduksi garam secara maksimal. Saat ini saja di kawasan Sumenep dan sekitarnya mendung lagi," katanya.
Untuk sementara, ia menjelaskan, produksi garam dari lahan pegaraman di Jawa Timur masih sekitar 13 ribu ton dan NTT sekitar 1.500 ton.
"Publik pun sudah paham jika kemarau tahun ini berjalan tidak normal atau masih sering terjadi hujan dan selanjutnya produksi garam mengalami kendala," kata Direktur Produksi PT Garam Budi Sasongko di Sumenep, Jumat.
PT Garam sebelumnya mematok target produksi 350 ribu ton garam dari sekitar 5.600 hektare lahan pegaraman milik perusahaan tahun ini.
Perusahaan memiliki 5.200 hektare lahan pegaraman di Jawa Timur (Sumenep, Pamekasan, dan Sampang) dan 400 hektare di Nusa Tenggara Timur (Kupang).
Anomali cuaca pada kemarau tahun ini membuat produksi garam perusahaan maupun petani garam tidak maksimal.
"Semoga saja kondisi cuaca pada saat ini hingga dasarian II atau sekitar pekan ketiga Desember 2017 normal, dan selanjutnya produksi garam bisa maksimal," kata Budi.
Budi mengemukakan target produksi garam perusahaan tahun ini direvisi menjadi 225 ribu ton dengan catatan kondisi cuaca hingga dasarian II Desember 2017 normal.
"Kalau anomali cuaca masih berlanjut tentunya sulit bagi kami untuk memproduksi garam secara maksimal. Saat ini saja di kawasan Sumenep dan sekitarnya mendung lagi," katanya.
Untuk sementara, ia menjelaskan, produksi garam dari lahan pegaraman di Jawa Timur masih sekitar 13 ribu ton dan NTT sekitar 1.500 ton.
Pewarta: Abd Aziz dan Slamet Hidayat
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2017
Tags: