Menperin dorong peningkatan populasi industri
Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto memberikan pemaparan mengenai progres pengembangan kawasan industri dan pendidikan vokasi yang dijalankan oleh Kementerian Perindustrian dalam menunjang pemerataan ekonomi nasional yang berkeadilan disaksikan (dari kiri) Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution, Menteri Kesehatan Nila Moeloek, serta Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita pada Konferensi Pers Nota Keuangan dan RUU APBN 2018 di Jakarta. (ANTARA News/ Biro Humas Kementerian Perindustrian)
Hingga Juni 2017, penambahan sektor manufaktur mencapai 572 industri skala besar dan sedang baik investasi baru maupun perluasan usaha.
“Walaupun upaya penumbuhan populasi industri ini tidak terkait dengan penyerapan anggaran, namun dari segi fasilitas insentif diberikan oleh Kementerian Keuangan baik itu dalam bentuk tax allowance dan BMDTP, yang turut mendorong investasi,†kata Airlangga melalui keterangan resmi di Jakarta, Kamis.
Hingga Juni 2017, nilai investasi sektor industri untuk Penanaman Modal Asing sebesar 7,06 miliar dollar AS dan Penanaman Modal Dalam Negeri sebesar Rp52,11 triliun yang meliputi 8.421 proyek tersebar di seluruh Indonesia.
Kemudian, untuk sasaran penumbuhan populasi industri pada tahun 2018, industri besar dan sedang diproyeksi mencapai 2.047 perusahaan yang meliputi sektor industri agro, industri logam, mesin, alat transportasi, dan elektronika, serta industri kimia, barang non logam, tekstil dan aneka.
“Di samping menumbuhkan populasi industri besar dan sedang, pada tahun depan, kami juga mendorong penumbuhan populasi IKM melalui pelatihan atau bimbingan teknis kewirausahaan dan teknis produksi, bantuan start-up capital, dan pendampingan bagi IKM sebanyak 1.100 IKM, revitalisasi sentra IKM," papar Airlangga.
Selain itu, lanjut Airlangga, e-smart IKM sebanyak 55 sentra dengan target 12.000 produk, serta restrukturisasi mesin dan peralatan untuk 120 IKM.
Airlangga pun menyebutkan, berdasarkan data UNIDO, kekuatan nilai tambah industri manufaktur di Indonesia menempati peringkat 10 besar di dunia. Capaian tersebut menunjukkan investasi di sektor industri terus tumbuh.
“Misalnya investasi dari industri pulp and paper di Riau dan Sumatera Selatan yang cukup besar,†ujarnya.
Bahkan, daya saing industri makanan dan minuman nasional berada di posisi empat besar dunia serta produktivitas industri dalam negeri untuk sektor sepatu dan pakaian olahraga sudah melewati Tiongkok.
“Kinerja industri kita yang gemilang ini juga ikut meningkatkan penyerapan tenaga kerja. Contohnya, investasi di industri otomotif yang mencapai Rp16 triliun, tenaga kerjanya 5.000 orang,†imbuhnya
Selain itu, produktivitas industri semen nasional dalam kurun waktu 2-3 tahun terakhir mengalami pertumbuhan yang cukup tinggi dengan kapasitas 100 juta ton per tahun atau jauh di atas produksi Jepang.
“Kami juga telah menyusun roadmap pengembangan industri baja, yang salah satu targetnya adalah membangun klaster di Cilegon untuk mencapai produksi 10 juta ton baja per tahun,†jelasnya.
Pewarta: Sella Panduarsa Gareta
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2017