Surabaya (ANTARA News) - Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini berpesan kepada warga Kota Pahlawan agar tidak mudah terpecah belah sebagaimana semangat Sumpah Pemuda 1928 yang menyatakan Satu Bangsa, Tanah air dan Bahasa Indonesia.

"Jika kita berbicara perbedaan lagi, kita akan mundur ke belakang," kata Tri Rismaharini pada saat memperingati HUT ke-72 RI di Balai Kota Surabaya, Kamis.

Wali kota menyampaikan beberapa hal kepada warga Surabaya agar terus belajar dari sejarah, bahwa bangsa Indonesia pernah sulit merdeka sehingga sampai dijajah 350 tahun.

"Hal itu terjadi karena saat itu warga Indonesia terpecah belah dengan politik devide et impera. Untuk itu, saya berpesan kepada warga Surabaya untuk tidak terpecah belah kembali," katanya.

Menurut dia, penjajahan di masa depan sangat berbeda dengan penjajahan di masa lalu. Bentuknya, mungkin secara individu merdeka tetapi masyarakat akan kesulitan untuk mendapatkan pekerjaan, susah mencari uang dan makan.

"Untuk itu, jangan sampai terulang kembali. Jangan sampai kita mulai kembali dari nol. Kita harus maju dan jauhi perpecahan," ujarnya.

Selanjutnya, kata Wali Kota Surabaya, dimasa depan juga memiliki tantangan lebih berat karena musuh yang dihadapi tidak terlihat. Contohnya saja seperti tantangan dari segi ekonomi atau narkoba yang menyerang anak-anak muda. Terlebih lagi, apabila kalau saling menjelekkan di media sosial.

"Kalau kita habiskan waktu dengan menjelek-jelekkan orang lain, itu berarti kita mundur. Padahal di tempat lain berjalan maju. Ini berarti kita dijajah kembali," ujarnya.

Oleh sebab itu, benteng untuk menghadapi permasalahan dan tantangan di masa depan, yaitu disiplin, kerja keras dan bergandengan tangan.