Jakarta (ANTARA News) - Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Komjen Pol Suhardi Alius menyatakan penyebaran paham radikal sekarang ini sudah sangat gawat dan tidak ada sekat.

"Tidak ada daerah yang steril dari radikalisme. Ingat, doktrin ideologi bisa menyerang siapa saja. Kalau kita tidak gerak cepat untuk mengawasinya tentunya ini akan membahayakan terhadap anak-anak kita nantinya dan tentunya bangsa ini sendiri," ujar Suhardi seperti dikutip dalam siaran pers yang diterima Antara di Jakarta, Selasa.

Berbicara pada acara silaturahim yang diselenggarakan Institute of Quran Reading and Application (IQRA) di Tulungangung, Jawa Timur, Selasa, Suhardi mengatakan di zaman global seperti saat ini, di mana segala macam informasi sangat terbuka lebar, penyebaran paham radikal terorime sudah mulai sistemik dan sangat mengkhawatirkan.

"Doktrin ideologi radikal bisa menyerang siapa saja, tidak peduli itu anak muda atau tua, kaum intelektual pun bisa saja terpengaruh paham radikal terorisme," kata dia di hadapan para kiai, ulama, tokoh masyarakat, tokoh agama, dan pejabat daerah.

Ia pun mengingatkan penyebaran ideologi berbahaya yang bisa memupus nilai kebangsaan dalam konten yang tersebar di internet yang menyasar generasi muda.

"Kita perlu perkuat lagi resonansi kebangsaan anak muda, ingatkan lagi mereka akan nilai-nilai persatuan kebangsaan kita. Mari kita lebih peka dan jaga generasi muda dari pengaruh negatif yang dapat meluruhkan kebangsaan," kata dia.

Sebelumnya, Suhardi yang didampingi Deputi I BNPT bidang Pencegahan, Perlindungan dan Deradikalisasi Mayjen TNI Abdul Rahman Kadir, Deputi III BNPT bidang Kerjasama Internasional Irjen Pol Hamidin, dan Direktur Deradikalisasi Irfan Idris mengunjungi Lembaga Pemasyarakatan Kelas 1, Porong, Sidoarjo, untuk menemui mantan bomber Umar Patek dan tiga narapidana terorisme kasus Ambon, yaitu Ismail Yamsehu, Asep Jaya, dan Samsudin alias Fathur.

"Kami dari BNPT mempunyai program untuk mendatangi lapas-lapas, khususnya untuk mendatangi para narapidana kasus terorisme. Kami berharap dengan kedatangan kami ke lapas-lapas mereka (napiter) bisa berubah selama dalam masa penahanannya," ujar Suhardi.

Mantan Kabareskrim Polri ini menjelaskan bahwa ia sudah lama berkeinginan untuk berkunjung ke Lapas Porong, apalagi beberapa bulan lalu dirinya juga mendengar langsung dari mantan kombatan Ali Fauzi bahwa Umar Patek, yang selama ini juga dikenal sebagai salah satu perakit bom terbaik di dunia, ingin bertemu dengan Kepala BNPT.

Kepala BNPT Suhardi Alius memanfaatkan kunjungan itu untuk berdiskusi dan saling berbagi mengenai apa yang dirasakan para napiter saat ini dan juga memberikan imbauan.

"Kami melihat teman-teman napiter sudah banyak kesadaran dan mudah-mudahan betul dari hati yang ikhlas," kata dia seraya mengatakan pihaknya akan terus melakukan pendekatan dan memberikan nasihat kepada para mantan kombatan agar dapat kembali ke masyarakat dengan baik.

Dalam kesempatan itu Umar Patek meminta agar status kewarganegaraan istrinya yang belum WNI bisa diusahakan menjadi WNI. Kepala BNPT berjanji akan melakukan koordinasikan dengan otoritas pemerintahan yang berwenang dalam mengurusi masalah itu.