Freetown, Sierra Leone (ANTARA News) - Sedikitnya 286 orang tewas setelah tanah longsor yang memporak-porandakan menerjang satu daerah di pinggir ibu kota Sierra Leone, Freetown, kata Sinneh Kamara, petugas di Kamar Mayat Rumah Sakit Connaught pada Selasa.

Kamara mengatakan sebanyak 280 mayat telah dibawa ke instalasi itu, sementara ambulans baru saja berangkat untuk mengambil enam mayat lagi yang ditemukan pada Selasa pagi.

Saat ini, staf kamar mayat sibuk menarus mayat di dalam kantung mayat.

Jumlah penyintas masih belum diketahui tapi beberapa sumber di Connaught mengatakan sebanyak 20 yang selamat dan menderita luka parah sedang diobati.

Kerabat korban di rumah sakit tersebut berusaha mengidentifikasi kerabat mereka tapi mereka tak diperkenankan masuk oleh pasukan keamanan yang ingin memperkecil kekacauan.

Kepala Operasi Polisi Sierra Leone Ash-Sheikh Kamara mengatakan banyak orang masih tertimbun di bawah reruntuhan dan ekskavator terus memindahkan tanah longsor untuk menemukan mayat lain.

Perwira polisi itu mengatakan tujuh penyintas lagi di Mount Sugar Loaf, tempat tanah longsor terjadi, ditemukan pada Selasa.

Sejauh ini, pemerintah belum mengeluarkan jumlah resmi terkait korban jiwa sementara upaya pertolongan masih berlangsung.

Koresponden Xinhua di lokasi, mengatakan cuaca masih berkabut pada Selasa pagi, sehingga menimbulkan kekhawatiran mengenai hujan lagi sehingga bisa menghambat upaya pertolongan. Lembaga meteorologi di Freetown pada Selasa mengatakan daerah tersebut bisa diguyur hujan lagi sampai akhir hari Selasa.

Aminata Kamara, seorang kerabat korban, menangis saat perempuan itu mengatakan ia kehilangan 21 anggota keluarga besarnya.

Beberapa mayat tak bisa diidentifikasi akibat rusak parah.

Hambat pertolongan

Wang Bo, seorang staf China Railway Seventh Group yang bekerja di negara Afrika Barat itu, mengatakan kepada Xinhua bahwa perusahaannya telah mengirim dua ekskavator ke lokasi longsor atas permintaan pihak Sierra Leone untuk membantu upaya pertolongan.

"Sebanyak 35 anggota staf perusahaan kami dengan cepat dikerahkan dan dikirim untuk upaya pertolongan," kata Wang. Ia menambahkan tanah longsor yang terjadi pada Senin telah dipicu oleh hujan lebat dengan curah hujan mencapai 220 milimeter sejak Senin dini hari.

"Karena Agustus adalah puncak musim hujan di Sierra Leona, hujan serta awan tebal dan kendaraan membuat sangat sulit bagi kendaraan untuk melakukan perjalanan di jalan berlumpur menuju lokasi pertolongan," kata Wang. Ia menyatakan rekannya belakangan meninggalkan kendaraan dan berjalan kaki ke lokasi.

"Lokasi bencana kacau. Kebanyakan rumah hancur dan tertimbun. Dan hujan yang turun-berhenti membuat upaya pertolongan jadi sulit," kata Wang, yang sebelumnya menyerukan rencana kerja yang lebih terkoordinasi oleh semua kekuatan pertolongan sehingga kegiatan bisa dilakukan dengan teratur.

Presiden Sierra Leone Ernest Bai Koroma mengatakan dinas layanan darurat melakukan semua yang mungkin guna menangangi bencana saat ini.

Koroma mengatakan di dalam pidato melalui televisi pada Senin malam bahwa satu pusat reaksi darurat telah dibentuk di Kota Regent, yang paling parah dilanda bencana, demikian Xinhua melaporkan.

(Uu.C003)