Rupiah Senin pagi menguat 31 poin
14 Agustus 2017 10:54 WIB
Petugas beraktivitas di Unit Pengelolaan Kas Bank Mandiri di Jakarta. Nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta, Senin (14/8/2017) pagi, bergerak menguat sebesar 31 poin menjadi Rp13.329 dibandingkan sebelumnya pada posisi Rp13.360 per dolar AS.(ANTARA FOTO/Widodo S. Jusuf)
Jakarta (ANTARA News) - Nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta, Senin pagi, bergerak menguat sebesar 31 poin menjadi Rp13.329 dibandingkan sebelumnya pada posisi Rp13.360 per dolar AS.
Analis Binaartha Sekuritas Reza Priyambada di Jakarta, Senin mengatakan bahwa nilai tukar rupiah kembali bergerak dalam area positif seiring meredanya ketegangan di semenanjung Korea antara Amerika Serikat dan Korea Utara.
"Ketegangan yang mereda itu membuat sejumlah mata uang di kawasan Asia, termasuk rupiah kembali stabil dengan kecenderungan menguat," katanya.
Ia menambahkan bahwa diharapkan ketegangan di semenanjung Korea terus mereda sehingga pelaku pasar uang kembali mendekati soft currency, sehingga potensi kenaikan rupiah dapat berlanjut.
Ia mengatakan bahwa peluang bagi rupiah untuk mempertahankan apresiasinya terhadap dolar AS cukup terbuka jika didukung oleh surplus neraca pembayaran Indonesia pada triwulan kedua 2017.
Ekonom Samuel Aset Manajemen Lana Soelistianingsih menambahkan bahwa data inflasi Amerika Serikat untuk bulan Juli tercatat sebesar 1,7 persen (year on year/yoy), di bawah ekspektasi analis 1,8 persen.
"Inflasi yang relatif rendah itu membantu menenangkan investor seiring dengan ekspektasi the Fed tidak akan tergesa dalam menaikkan suku bunganya sehingga dolar AS kembali melemah," katanya.
Analis Binaartha Sekuritas Reza Priyambada di Jakarta, Senin mengatakan bahwa nilai tukar rupiah kembali bergerak dalam area positif seiring meredanya ketegangan di semenanjung Korea antara Amerika Serikat dan Korea Utara.
"Ketegangan yang mereda itu membuat sejumlah mata uang di kawasan Asia, termasuk rupiah kembali stabil dengan kecenderungan menguat," katanya.
Ia menambahkan bahwa diharapkan ketegangan di semenanjung Korea terus mereda sehingga pelaku pasar uang kembali mendekati soft currency, sehingga potensi kenaikan rupiah dapat berlanjut.
Ia mengatakan bahwa peluang bagi rupiah untuk mempertahankan apresiasinya terhadap dolar AS cukup terbuka jika didukung oleh surplus neraca pembayaran Indonesia pada triwulan kedua 2017.
Ekonom Samuel Aset Manajemen Lana Soelistianingsih menambahkan bahwa data inflasi Amerika Serikat untuk bulan Juli tercatat sebesar 1,7 persen (year on year/yoy), di bawah ekspektasi analis 1,8 persen.
"Inflasi yang relatif rendah itu membantu menenangkan investor seiring dengan ekspektasi the Fed tidak akan tergesa dalam menaikkan suku bunganya sehingga dolar AS kembali melemah," katanya.
Pewarta: Zubi Mahrofi
Editor: Fitri Supratiwi
Copyright © ANTARA 2017
Tags: