Jakarta (ANTARA News) - Paling sedikit tiga orang tewas, Sabtu waktu AS, dan 35 lainnya luka-luka setelah demonstrasi berujung rusuh terjadi di Charlottesville, Virginia, ketika kaum nasionalis kulit putih memprotes rencana merobohkan patung seorang jenderal Konfederasi (semasa Perang Saudara AS) bentrok dengan demonstran yang berseberangan dengan mereka dan oleh karena sebuah kendaraan yang ditabrakkan ke kerumunan manusia.
Seorang wanita berusia 32 tahun menjadi di antara yang tewas, kata Kepala Kepolisian Charlottesville Al Thomas seperti dikutip Reuters, sedangkan yang luka-luka bervariasi dari yang luka parah sampai ringan.
Pengemudi kendaraan yang ditabrakkan itu kini ditahan, kata Thomas seraya mengatakan polisi memperlakukan insiden itu sebagai penyelidikan kejahatan pembunuhan.
Menurut AFP dan Reuters, menyusul insiden ini Presiden Amerika Serikat Donald Trump dikritik karena lamban menanggapi insiden ini.
Trump dikritik oleh sejawatnya sendiri dari Partai Republik karena menolak mengecam kelompok penyebar kebencian dari kanan ekstrem. Namun Jaksa Agung Jeff Sessions menyatakan "ketika tindakan-tindakan semacam ini muncul dari kefanatikan dan kebencian rasial, maka mereka telah mengkhianati nilai-nilai fundamental kita dan itu tak bisa ditolerir."
"Keadilan harus ditegakkan," kata pejabat teras penegakkan hukum di AS.
Sementara itu Gubernur Virginia Terry McAuliffe sudah mengumumkan keadaan darurat di kawasan itu demi memberi ruang kepada penegak hukum untuk menambah kekuatan.
Seorang pemuda berusia 20 tahun dari Ohio bernama James Alex Fields Jr. didakwa dengan tuduhan melakukan pembunuhan tingkat dua. Tiga orang ditangkap dan menjadi tersangka kasus ini, sedangkan dua petugas polisi tewas dalam kecelakaan helikopter yang belum diketahui penyebabnya.
Tiga tewas dalam kerusuhan di Virginia, AS
13 Agustus 2017 15:10 WIB
Suasana setelah kerusuhan di Charlottesville, Virginia ketika kelompok supremasi kulit putih bentrok dengan kelompok yang berseberangan dengan mereka pada Sabtu 11 Agustus 2017. (Reuters)
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2017
Tags: