Jakarta (ANTARA News) - Presiden Joko Widodo (Jokowi) menilai tindak kejahatan lintas batas, seperti terorisme dan penyelundupan narkoba menjadi tantangan negara-negara anggota Perhimpunan Bangsa Asia Tenggara (ASEAN) untuk memberantasnya secara bersama-sama.

"Ancaman terorisme merupakan ancaman yang nyata. Serangan terorisme di Marawi menjadi wake up call bagi kita yang perlu direspon dengan segera. Untuk itu kita harus bersatu menggalang kerja sama, memperkuat sinergi untuk memerangi terorisme," kata Presiden Jokowi dalam Peringatan 50 Tahun ASEAN di Sekretariat ASEAN, Jakarta, Jumat.

Situasi politik dan keamanan di kawasan, menurut Presiden, menjadi tantangan bagi ASEAN untuk dapat mengatasinya melalui penguatan kerja sama.

Dalam merespon masalah itu, Indonesia telah menggagas pertemuan trilateral bersama Filipina dan Malaysia di Manila pada 22 Juni 2017 untuk memperkuat kerja sama pemberantasan terorisme.

Selain itu, Indonesia juga menggagas pertemuan regional bersama Australia, Selandia Baru, Malaysia, Brunei Darussalam dan Filipina di Manado, Sulawesi Utara, pada 29 Juni 2017.

Selain terorisme, Presiden Jokowi menekankan pentingnya kerja sama di bidang pemberantasan penyelundupan narkoba yang juga merupakan kejahatan lintas batas.

"Kita harus menyatakan perang kepada narkoba dan obat-obat terlarang. Kita tidak ingin pemuda ASEAN kehilangan masa depannya karena dirusak obat-obat terlarang ini. Untuk itu, tidak ada jalan lain, kecuali bersatu menyelamatkan ASEAN dari narkoba dan obat-obat terlarang," ujar Presiden.

Kemudian, Presiden menjelaskan bahwa ASEAN juga harus menjaga sentralitas di tengah perebutan pengaruh negara-negara besar di kawasan Asia Tenggara maupun di tataran global.

"Hanya dengan bersatu, ASEAN akan bisa menjaga sentralitasnya, mewujudkan cita-cita bersama. Hanya dengan bersatu, ASEAN akan bisa menentukan masa depannya sendiri, tanpa harus didikte oleh kepentingan negara-negara besar," kata Presiden Jokowi.

ASEAN yang telah mencapai 50 tahun membuktikan kebersamaan yang membanggakan, demikian residen Joko Widodo.