Presiden Venezuela ingin pembicaraan personal dengan Trump
11 Agustus 2017 10:52 WIB
Arsip Foto. Presiden Venezuela Nicolas Maduro (tengah) berbicara dalam pertemuan dengan pendukungnya di Karakas, Venezuela, Minggu (30/7/2017). (Miraflores Palace/Handout via REUTERS/djo/17)
Karakas (ANTARA News) - Presiden Venezuela Nicolas Maduro mengatakan dia ingin melakukan pembicaraan personal dengan Presiden Amerika Serikat Donald Trump, yang menjatuhkan sanksi kepadanya dengan alasan dia sudah merusak demokrasi.
Ia mengarahkan Menteri Luar Negeri Jorge Arreaza untuk mengatur, "agar saya bisa melakukan pembicaraan personal dengan Donald Trump.â€
Dia juga mengatakan akan menggugat sanksi-sanksi tersebut di pengadilan Amerika Serikat.
Berbicara pada Kamis (10/8) di hadapan majelis baru yang terpilih bulan lalu, Maduro mengatakan dia juga sudah memberikan perintah kepada para pejabat untuk mengatur pertemuan tatap muka dengan Trump -- "jika memungkinkan" -- saat mereka berdua berada di New York pada 20 September untuk menghadiri Sidang Majelis Umum PBB.
"Jika dia sangat tertarik dengan Venezuela, saya di sini. Tn. Donald Trump, ini tangan saya," katanya.
Amerika Serikat pada 31 Juli mengambil langkah tidak biasa dengan memberlakukan sanksi terhadap Maduro, dengan membekukan aset AS yang mungkin dimilikinya dan melarang warga AS berbisnis dengannya.
Pemerintahan Trump menyebut Maduro seorang "diktator" dan pekan ini mengenakan lebih banyak sanksi terhadap beberapa anggota Majelis Konstituante menurut warta kantor berita AFP.
Namun Maduro menyatakan menentang apa yang dia sebut sebagai "agresi imperialis" Amerika, menuduh Washington terlibat dalam serangan ke satu pangkalan militer oleh pemberontak berseragam pimpinan dua pejabat Venezuela yang membelot.(mr)
Ia mengarahkan Menteri Luar Negeri Jorge Arreaza untuk mengatur, "agar saya bisa melakukan pembicaraan personal dengan Donald Trump.â€
Dia juga mengatakan akan menggugat sanksi-sanksi tersebut di pengadilan Amerika Serikat.
Berbicara pada Kamis (10/8) di hadapan majelis baru yang terpilih bulan lalu, Maduro mengatakan dia juga sudah memberikan perintah kepada para pejabat untuk mengatur pertemuan tatap muka dengan Trump -- "jika memungkinkan" -- saat mereka berdua berada di New York pada 20 September untuk menghadiri Sidang Majelis Umum PBB.
"Jika dia sangat tertarik dengan Venezuela, saya di sini. Tn. Donald Trump, ini tangan saya," katanya.
Amerika Serikat pada 31 Juli mengambil langkah tidak biasa dengan memberlakukan sanksi terhadap Maduro, dengan membekukan aset AS yang mungkin dimilikinya dan melarang warga AS berbisnis dengannya.
Pemerintahan Trump menyebut Maduro seorang "diktator" dan pekan ini mengenakan lebih banyak sanksi terhadap beberapa anggota Majelis Konstituante menurut warta kantor berita AFP.
Namun Maduro menyatakan menentang apa yang dia sebut sebagai "agresi imperialis" Amerika, menuduh Washington terlibat dalam serangan ke satu pangkalan militer oleh pemberontak berseragam pimpinan dua pejabat Venezuela yang membelot.(mr)
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2017
Tags: