Petani tebu Cirebon kesulitan jual hasil panen
10 Agustus 2017 10:33 WIB
Ilustrasi - Pekerja menaikkan panenan tebu yang akan diproses menjadi gula di daerah Ngasinan, Kabupaten Ponorogo, Jawa Timur (2016). (ANTARA News/Maria D. Andriana)
Cirebon (ANTARA News) - Para petani tebu asal Cirebon, Jawa Barat, yang tergabung pada Asosiasi Petani Tebu Rakyat Indonesia (APTRI) mengaku kesulitan menjual hasil panen mereka, dikarenakan beredarnya gula rafinasi.
"Kami melakukan sidak sendiri dan hasilnya ditemukan tertumpuk di gudang banyak gula rafinasi menumpuk," kata Ketua DPD APTRI Jabar, Dudi Bahrudin di Cirebon, Kamis.
Dudi mengatakan para petani pada musim giling tahun 2017 ini kesulitan menjual hasil panen mereka, dikarenakan tidak laku terjual.
Dia menuturkan di Jawa Barat terdapat 10 ribu ton gula yang menumpuk di gudang, ini disebabkan para pedagang tidak mau membeli gula dari petani.
Untuk itu pengurus APTRI mulai dari DPC sampai DPD mencoba mencari tahu alasan kenapa gula rakyat tidak laku di pasaran dengan melakukan sidak ke sejumlah pasar dan gudang.
"Ternyata kami temukan gula rafinasi beredar di pasaran dan ada juga yang numpuk di gudang, ini tentunya menyalahi aturan, karena gula rafinasi diperuntukan hanya untuk industri," tuturnya.
Dudi melanjutkan kondisi seperti sekarang ini sudah sering dirasakan para petani, hampir enam tahun belakang para petani selalu kesulitan menjual hasil panen mereka.
Sementara itu seorang petani Agus menambahkan seharusnya harga gula itu tidak seperti sekarang yang hanya Rp10 ribu, karena tidak sebanding dengan modal yang dikeluarkan.
"Kita panennya hanya satu tahun sekali, tapi harga gula terlalu murah dan malah tidak ada yang membeli," katanya.
"Kami melakukan sidak sendiri dan hasilnya ditemukan tertumpuk di gudang banyak gula rafinasi menumpuk," kata Ketua DPD APTRI Jabar, Dudi Bahrudin di Cirebon, Kamis.
Dudi mengatakan para petani pada musim giling tahun 2017 ini kesulitan menjual hasil panen mereka, dikarenakan tidak laku terjual.
Dia menuturkan di Jawa Barat terdapat 10 ribu ton gula yang menumpuk di gudang, ini disebabkan para pedagang tidak mau membeli gula dari petani.
Untuk itu pengurus APTRI mulai dari DPC sampai DPD mencoba mencari tahu alasan kenapa gula rakyat tidak laku di pasaran dengan melakukan sidak ke sejumlah pasar dan gudang.
"Ternyata kami temukan gula rafinasi beredar di pasaran dan ada juga yang numpuk di gudang, ini tentunya menyalahi aturan, karena gula rafinasi diperuntukan hanya untuk industri," tuturnya.
Dudi melanjutkan kondisi seperti sekarang ini sudah sering dirasakan para petani, hampir enam tahun belakang para petani selalu kesulitan menjual hasil panen mereka.
Sementara itu seorang petani Agus menambahkan seharusnya harga gula itu tidak seperti sekarang yang hanya Rp10 ribu, karena tidak sebanding dengan modal yang dikeluarkan.
"Kita panennya hanya satu tahun sekali, tapi harga gula terlalu murah dan malah tidak ada yang membeli," katanya.
Pewarta: Khaerul Izan
Editor: Unggul Tri Ratomo
Copyright © ANTARA 2017
Tags: