Jakarta (ANTARA News) - Anak perusahan Bank Mandiri yang bergerak di bidang pembiayaan, PT Mandiri Utama Finance, menargetkan dapat meraih leasing (kredit) kendaraan bermotor hingga Rp7,3 triliun sampai akhir tahun 2017.

"Semester pertama tahun ini saja (pembiayaan) kami sudah seperti (pencapaian) satu tahun lalu," kata Presdir PT Mandiri Utama Finance (MUF) Stanley Setia Atmadja di Jakarta, Selasa.

Ia menjelaskan pada semester I 2017 MUF telah menggelontorkan pembiayaan kredit kendaraan bermotor hingga Rp3,1 triliun.

Sebagian besar pembiayaan digelontorkan untuk pembelian kendaraan baru dengan komposisi sepeda motor 35 persen dan mobil 30 persen. Sedangkan sisanya untuk pembiayaan kredit sepeda motor bekas 20 persen dan mobil bekas 15 persen.

"Pulau Jawa masih menjadi pangsa pasar (pembiayaan) terbesar," ujar Stanley yang terus melakukan ekspansi jumlah gerai MUF di seluruh Indonesia, kecuali Papua dan Ambon.

Ia menargetkan sampai akhir tahun sudah memiliki 100 gerai untuk mendukung ekspansi kredit pembiayaan otomotif hingga menembus angka lebih dari 100 ribu unit, dengan total pembiayaan sebesar Rp7,3 triliun.

Diakuinya, sampai saat ini sebagian besar pembiayaan untuk kredit mobil masih didominasi oleh kendaraan penumpang berupa mobil serbaguna (MPV) dan SUV (sport utility vehicle) kecil yang merupakan pasar terbesar kendaraan roda empat di Indonesia.

"Namun kami membiayai mulai dari LCGC (low cost and green car) sampai mobil premium (mewah)," ujar Stanley.

Direktur Keuangan MUF K Kadarisman optimistis target tersebut akan tercapai mengingat potensi pasar kredit pembiayaan kendaraan bermotor dari nasabah Bank Mandiri saja sangat besar.

"Nasabah Bank Mandiri bisa mencapai 25,5 juta nasabah, target kami masih sekitar satu persen dari potensi yang ada," katanya.

Kendati ekspansif melakukan pembiayaan pembelian kendaraan tahun ini, MUF, lanjut dia, tetap hati-hati dalam memberi kredit guna mengelola kredit macet (non performing loan) yang semester pertama tahun ini mencapai 1,1 persen.

"NPL sebesar itu masih dibawah rata-rata industri (pembiayaan) yang mencapai 2,89 persen. OJK masih mengkategorikan sehat," katanya.