Jakarta (ANTARA News) - PT Dispotube Indonesia memperkenalkan produk medis, Dispotube, yakni wadah penyimpanan sampah tajam medis yang aman, ramah lingkungan dan ekonomis karena memiliki tube luar dan plastik dalam tempat menyimpan sampah tajam yang dapat diisi ulang.

"Biasanya limbah sampah tajam di rumah sakit seperti alat suntik atau pisau bedah dibuang ke dalam wadah penyimpanan plastik tebal, dan saat dibakar di incinerator, sampah harus dibakar beserta wadahnya," kata COO Dispotube Indonesia Putu Darwin Teddy Martadinata di Jakarta, Senin.

Dia mengatakan dengan dispotube sampah itu hanya dibakar bersama plastik dalam yang massanya ringan, sehingga lebih ramah lingkungan dibandingkan wadah plastik konvensional.

Pria yang akrab dipanggil Teddy itu mengatakan plastik dalam yang digunakan pada dispotube adalah plastik jenis PP, sedangkan plastik pada wadah konvensional menggunakan plastik PE yang sebenarnya tidak cocok untuk dibakar di incinerator.

Dispotube dapat mengurangi pemakaian plastik hingga 96,5 persen, sementara tube luarnya dapat digunakan hingga tiga tahun.

Harga tube luarnya sektiar Rp200 ribu dan harga plastik dalamnya Rp12 ribu, sementara wadah plastik konvensional Rp75 ribu dan hanya dapat digunakan sekali pakai saja.

Selain itu dispotube mempunyai kapasitas penyimpanan lebih besar dibandingkan wadah plastik konvensional, jika wadah konvensional dapat menampung sekitar empat liter sampah, dispotube yang kecil dapat menampung lima liter sampah sedangkan ukuran sedang dapat menampung tujuh liter sampah tajam, bentuknya yang ramping juga dapat menghemat ruang penyimpanan.

Teddy mengatakan saat ini timnya berupaya untuk membuat model dispotube berkapasitas 10 liter, mereka sedang membuat molding yang sesuai untuk ukuran tersebut.

Meski sudah terbukti ramah lingkungan, produk ini belum dipasarkan secara masssal, pasalnya untuk memproduksi dispotube itu memakan biaya yang besar.

"Ini masih prototype, masih sederhana, kami ingin menyetaknya secara masal, namun perlu biaya untuk itu. Sebenarnya saat kita melakukan survei di Bali, sudah banyak klinik yang ingin menggunakan dispotube, namun kami belum bisa memenuhi permintaan tersebut," kata dia.

(Baca: Sampah medis menumpuk di sejumlah Puskesmas Tulungagung)