Sekitar 40 diaspora Indonesia berasal dari berbagai kota di selatan Swedia terdiri dari ibu rumah tangga, para suami yang berkewarganegaraan asing dan anak-anak serta mahasiwa mengenakan busana daerah Indonesia milik KBRI Denmark.
Mereka mengikuti karnaval terbesar di Swedia yang diadakan sejak 1992 setiap bulan Juli.
Landskrona Karnevalen adalah karnaval terbesar di Swediayang menampilkan beragam artis, dari artis profesional Swedia maupun dari klub tari dihadiri sekitar 300 ribu penonton, baik penduduk setempat maupun turis.
Acara dimeriahkan dengan tivoli atau tempat bermain anak-anak dan pesta kuliner dari berbagai negara.
Puncak acara Landskrona Karnevalen adalah pawai yang diikuti Tim Indonesia berjalan dan bergoyang dengan diiringi lagu Maumere, Sinanggar Tulo, Angin Mamiri, musik Dayak dan musik Minangkabau.
Gerimis yang turun tidak membuat peserta kehilangan semangat, begitu melihat antusiasme penonton yang berjubel di sepanjang jalan.
Di sepanjang jalan pusat kota Landskrona, tempat pawai berlangsung, publik berebut memotret tim diaspora Indonesia, terutama pengantin Minang yang menggunakan suntiang kepala khas Minang.
Tidak jarang penonton menyetop pengantin untuk mengambil gambar.
Diaspora Indonesia tergabung dalam Indonesia Bagus Dance Club, membawakan tiga tarian mewakili pulau di Indonesia, yakni Tari merak dari Jawa Barat, Tari Kipas dari Sulawesi dan Tari Maumere dari NTT.
Ratusan penonton memadati panggung menyaksikan tim Indonesia menari. Kehadiran Indonesia, bagi sebagian besar penonton menjadi alternatif tontonan baru Landskrona Karnevalen yang selama ini didominasi Amerika Latin dan Samba.
Acara yang diinisiasi Pemda Landskrona melibatkan berbagai institusi dan perusahaan Swedia.