Darwin (ANTARA News) - Gubernur DKI Jakarta, Sutiyoso, dan rombongan mempercepat kunjungannya ke Australia setelah dua polisi Sydney yang bertugas untuk "Coroners Inquest" kasus "Balibo Five" 1975 secara tidak sopan menyerahkan surat undangan pemberian keterangan di pengadilan setempat. Informasi yang dihimpun ANTARA News, Selasa malam, menyebutkan, Sutiyoso tidak dapat menerima penyampaian surat yang dihubungkan dengan penyelidikan atas kasus tewasnya lima wartawan Australia di Balibo (Balibo Five) di Timor Timur 1975 itu karena hal tersebut tidak ada dalam daftar kegiatan kunjungannya di Sydney. Kejadian tersebut bermula dari datangnya dua petugas tersebut ke kamar Hotel Shangri-La Sydney tempat Sutiyoso menginap. Namun, Sutiyoso menganggap mereka tidak sopan, sehingga menolak menerima surat tersebut. Akibat insiden itu, Sutiyoso dan rombongan membatalkan kunjungannya ke Canberra pada 30 Mei 2007. Duta Besar RI untuk Australia dan Vanuatu, TM Hamzah Thayeb, yang sempat mengikuti sesi pertama pertemuan menteri energi Forum Kerja Sama Ekonomi Asia Pasifik (APEC) di Darwin, Selasa pagi hingga siang. Namun, Thayeb meninggalkan Darwin pada Selasa siang untuk kembali ke Canberra guna menyambut kedatangan rombongan Gubernur Daerah Khusus Ibukota (DKI) Jakarta, tanpa mengetahui adanya insiden tersebut. Kehadiran Sutiyoso di Sydney, seperti dikatakan Konsul Bidang Ekonomi Konsulat Jenderal RI Sydney, Kusno Wibowo Mazwar, dalam penjelasannya kepada ANTARA News pada 25 Mei 2007 untuk menandatangani Nota Kesepahaman (Memorandum of Understanding/MoU) yang menandakan pengaktifan kembali kerja sama "provinsi kembar" (sister province) dengan Negara Bagian New South Wales. "Agenda utama Pak Sutiyoso selama berada di Sydney dari 27 Mei hingga 29 Mei adalah mengaktifkan kembali kerja sama `sister state/province` antara DKI Jakarta dan NSW," katanya. Kerja sama "provinsi kembar" itu pernah dijalin pada 1994, namun belum terlaksana secara penuh karena berbagai kendala, seperti pergantian pejabat di lingkungan Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakartan dan krisis ekonomi RI 1997, katanya. Kusno mengatakan, selama beberapa hari kunjungannya di Sydney itu, selain bertemu Kepala Pemerintah (Premier) NSW, Morris Iemma, dan sejumlah pejabat terkait NSW lainnya, Sutiyoso juga bertemu kalangan pengusaha Australia dan Indonesia di kota terpadat dan terbesar Australia itu. (*)