Hanura bantah manfaatkan Jokowi tingkatkan suara partai
5 Agustus 2017 11:45 WIB
Presiden Joko Widodo meneriakkan yel-yel kepada peserta Rapat Pimpinan Nasional (Rapimnas) ke-1 Partai Hanura di Kuta, Bali, Jumat (4/8/2017). Kegiatan partai selama tiga hari tersebut untuk membahas agenda politik partai ke depan khususnya menghadapi pemilihan kepala daerah (Pilkada) serentak 2018 dan komitmen dukungan kepada Joko Widodo kembali sebagai calon presiden pada Pemilu 2019. (ANTARA FOTO/Nyoman Budhiana)
Bali (ANTARA News) - Partai Hanura membantah memanfaatkan nama Joko Widodo untuk meningkatkan perolehan suara partai tersebut di Pemilu 2019, terkait dukungan Hanura terhadap Jokowi sebagai calon Presiden di Pemilu Presiden 2019, kata Ketua DPP Partai Hanura Fauzi Amro.
"Oh tidak (dukung Jokowi untuk menaikkan perolehan suara Hanura). Saya katakan program Jokowi sama dengan Hanura," kata Fauzi Amro di area Rapat Pimpinan Nasional (Rapimnas) Partai Hanura di Kuta, Bali, Sabtu.
Dia mengatakan meningkatnya perolehan suara partai tergantung strategi yang dijalankan Hanura dan calon anggota legislatif dalam menggaet suara konstituen bukan memanfaatkan elektabilitas serta popularitas Jokowi.
Karena itu menurut dia tidak beralasan mendukung Jokowi hanya untuk meningkatkan perolehan suara partai karena yang mendukung Jokowi sebagai capres 2019 ada enam partai politik.
"Banyak pertimbangan partai mendukung Jokowi misalnya kesamaan visi dan program, kecocokan di pemerintahan. Namun substansinya besar atau tidak Partai Hanura tergantung partai, bukan figur presiden," ujarnya.
Anggota Komisi IV DPR itu mengatakan dukungan partai politik terhadap Jokowi di Pilpres 2019 bukan berarti partai-partai tidak bekerja namun harus "all out" menggerakkan mesin politiknya untuk pemenangan Jokowi.
Namun Fauzi tidak menampik dukungan terhadap Jokowi berimplikasi pada kemungkinan bertambahnya jatah kursi menteri untuk Partai Hanura.
"Cuma porsinya seberapa besar dan kursinya berapa, kalau persentasenya kecil berapa kursi, kalau masuk belakangan berapa kursi, itu semua tergantung Presiden," katanya.
Namun dia menekankan untuk saat ini Hanura tetap fokus mendukung pemerintahan dan bekerja untuk pemenangan Jokowi pada 2019 sehingga terkait jatah menteri di kabinet diserahkan kepada Jokowi.
"Oh tidak (dukung Jokowi untuk menaikkan perolehan suara Hanura). Saya katakan program Jokowi sama dengan Hanura," kata Fauzi Amro di area Rapat Pimpinan Nasional (Rapimnas) Partai Hanura di Kuta, Bali, Sabtu.
Dia mengatakan meningkatnya perolehan suara partai tergantung strategi yang dijalankan Hanura dan calon anggota legislatif dalam menggaet suara konstituen bukan memanfaatkan elektabilitas serta popularitas Jokowi.
Karena itu menurut dia tidak beralasan mendukung Jokowi hanya untuk meningkatkan perolehan suara partai karena yang mendukung Jokowi sebagai capres 2019 ada enam partai politik.
"Banyak pertimbangan partai mendukung Jokowi misalnya kesamaan visi dan program, kecocokan di pemerintahan. Namun substansinya besar atau tidak Partai Hanura tergantung partai, bukan figur presiden," ujarnya.
Anggota Komisi IV DPR itu mengatakan dukungan partai politik terhadap Jokowi di Pilpres 2019 bukan berarti partai-partai tidak bekerja namun harus "all out" menggerakkan mesin politiknya untuk pemenangan Jokowi.
Namun Fauzi tidak menampik dukungan terhadap Jokowi berimplikasi pada kemungkinan bertambahnya jatah kursi menteri untuk Partai Hanura.
"Cuma porsinya seberapa besar dan kursinya berapa, kalau persentasenya kecil berapa kursi, kalau masuk belakangan berapa kursi, itu semua tergantung Presiden," katanya.
Namun dia menekankan untuk saat ini Hanura tetap fokus mendukung pemerintahan dan bekerja untuk pemenangan Jokowi pada 2019 sehingga terkait jatah menteri di kabinet diserahkan kepada Jokowi.
Pewarta: imam Budilaksono
Editor: Fitri Supratiwi
Copyright © ANTARA 2017
Tags: