Jakarta (ANTARA News) - Perjanjian bilateral antara Indonesia dan Amerika Serikat dinilai mampu meningkatkan ekspor industri tekstil dan produk tekstil nasional dua kali lipat dalam waktu lima tahun.




"Kalau memang ada bilateral, akan mendorong ekspor kita hingga dua kali lipat dalam lima tahun," ujar Ketua Asosiasi Pertekstilan Indonesia (API) Ade Sudrajat saat dihubungi di Jakarta, Jumat.




Ade menyampaikan, nilai ekspor produk TPT Indonesia ke Amerika saat ini sebesar 4 miliar dollar AS. Sehingga dengan perjanjian tersebut, nilainya diprediksi dapat meningkat hingga 8miliar dollar AS.




Selain itu meningkatnya ekspor, lanjut Ade, perjanjian bilateral dengan Negeri Paman Sam tersebut akan membuka lapangan pekerjaan baru hingga dua juta orang.




"Tentu yang utama adalah penyerapan tenaga kerja yang akan bertambah hingga dua juta orang dari berbagai sektor, mulai dari pakaian jadi, benang hingga kain," ungkap Ade.




Menurut Ade, Amerika merupakan pasar potensial, karena daya beli yang tinggi dan penduduk yang banyak.




Diketahui, Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto mendorong perjanjian bilateral antara Indonesia dan Amerika Serikat untuk meningkatkan ekspor industri tekstil Indonesia ke Negeri pimpinan Donald Trump tersebut.




"Saat ini, produk tekstil kita kena bea masuk di sana sebesar 12,5 persen. Sedangkan, Vietnam sudah nol persen karena ada agreement kedua negara. Jadi, perjanjian tersebut juga akan mendongkrak daya saing produk kita," kata Airlangga.




Menurut Dirjen Ketahanan dan Pengembangan Akses Industri Internasional (KPAII) Harjanto, untuk mengembangkan hubungan perdagangan dan investasi RI-AS, terdapat forum Trade Investment Council (TIC) tingkat menteri guna membahas dan menyelesaikan berbagai isu perdagangan dan investasi kedua negara.




"TIC terdiri dari empat Working Group, yaitu WG on Industrial and Agricultural Products, WG on Illegal Logging and Associated Trade, WG on Intellectual Property Rights, dan WG on Investment," ungkapnya.

Dalam perkembangannya, lanjut Harjanto, RI dan AS telah sepakat untuk membentuk Commercial Dialogue (CD) sebagai pelengkap makanisme kerja sama yang telah ada.