Jakarta (ANTARA News) - Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan Wiranto mengatakan sebagian besar kasus kebakaran hutan dan lahan pada 2017 terjadi karena ulah masyarakat yang membuka lahan dengan membakar hutan, bukan akibat faktor cuaca.

"Ini akibat dibakar karena tradisi para peladang di pinggir hutan adalah membakar lahan untuk pertanian dan perkebunan menjelang musim hujan. Jadi modusnya itu benar-benar dibakar, bukan karena alam," jelas Wiranto di kantor Kemenko Polhukam, Jakarta, Kamis.

Menko Polhukam menuturkan berdasarkan laporan yang diterima dari kementerian dan lembaga yang mengurusi masalah ini, kebakaran hutan dan lahan paling besar terjadi pada 2015. Sementera itu, pada 2016 jumlahnya berkurang karena ada La Nina, yakni keadaan iklim yang mengakibatkan curah hujan besar dan panjang, sehingga karhutla tidak banyak terjadi.

"Pada tahun ini, dan bulan ini, jumlah titik api lebih sedikit dibandingkan 2016, tapi di beberapa tempat di Indonesia, kasus karhutla malah meningkat. Ternyata ini karena budaya masyarakat pinggir hutan yang membakar lahan untuk bertani," terang dia.

Kebiasaan itu, kata mantan panglima TNI ini, perlu diubah untuk tetap melindungi kekayaan alam Indonesia, yang merupakan paru-paru dunia tersebut.

"Kita sepakat pemerintah melalui kementerian dan lembaga akan aktif dalam pencegahan dan penanggulangan masalah ini. Perusahaan besar yang punya tanggung jawab memelihara hutan, juga kami minta memberikan penyuluhan dan bantuan kepada petani untuk tidak membakar, tapi diubah dengan menggunakan pupuk cair," ujar Wiranto.

Apalagi, menurut dia, Presiden Joko Widodo juga telah menegaskan kepada kementerian dan lembaga untuk bisa menekan jumlah titik api pada 2017 ini.

"Pada prinsipnya, pemerintah sangat memperhatikan masalah ini karena karhutla bukan hanya masalah nasional, tapi juga masalah global. Kalau sudah kebakar dan banyak asap, maka semuanya akan marah kepada Indonesia," jelas mantan ketua umum DPP Partai Hanura itu.

Sebelumnya, Menko Polhukam menggelar rapat koordinasi bersama para pejabat kementerian dan lembaga yang membahas tentang karhutla di kantornya, Jakarta, Kamis.

Sejumlah pejabat yang datang, di antaranya adalah Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Indonesia Darmin Nasution, Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) Siti Nurbaya Bakar, dan Menteri Kesehatan Nila Moeloek.

Ada pula, Kepala Kepolisian RI Jenderal Polisi Tito Karnavian dan mantan Kapolda Metro Jaya Irjen Pol Muhammad Iriawan yang saat ini menjadi Asisten Operasional Kapolri, serta Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana Willem Rampangilei.