Bengkulu (ANTARA News) - Anggota Komunitas Mangrove Bengkulu mengolah buah dua jenis mangrove, yakni Sonneratia dan Bruguera, menjadi berbagai jenis makanan seperti dodol dan onde-onde serta minuman sirup.

"Kami terus kembangkan olahan buah mangrove menjadi berbagai jenis makanan sekaligus bahan kampanye pentingnya pelestarian ekosistem mangrove," kata Anggota Komunitas Mangrove Bengkulu, Faramudita, di Bengkulu, Kamis.

Ia mengatakan pertama kali mengenal olahan buah mangrove setelah mengikuti studi banding ke Yayasan Pilar Indonesia di Sumatera Utara.

Yayasan yang bekerja di wilayah Pantai Timur Sumatera itu telah mengolah buah mangrove menjadi berbagai jenis makanan seperti kerupuk, mie dan jenis lainnya.

"Makanan yang kami buat modifikasi sendiri, seperti onde-onde dan rasanya cukup enak. Ada juga rencana uji coba es batangan," ujarnya.

Anggota komunitas ini pun mulai mengenalkan cara pembuatan olahan makanan dari mangrove tersebut kepada masyarakat pesisir.

Selain bertujuan meningkatkan kesadaran masyarakat melestarikan ekosistem mangrove, pihaknya juga mengenalkan potensi ekonomi yang dapat dikembangkan masyarakat di sekitar mangrove.

"Setelah mengembangkan keragaman jenis produk dan menguji daya tahannya, kami akan sebarluaskan ke masyarakat pesisir," ucapnya.

Koordinator Komunitas Mangrove Bengkulu Riki Rahmansyah mengatakan dalam lima tahun terakhir, anggota komunitas fokus pada rehabilitasi dan pelestarian mangrove di beberapa titik di wilayah Kota Bengkulu.

"Kami mulai bergeser ke pengenalan pada masyarakat tentang potensi mangrove sebagai lumbung pangan," katanya.

Ekosistem mangrove merupakan salah satu ekosistem penting yang memiliki fungsi ekologis dan ekonomi serta ekowisata.

Di wilayah Bengkulu, habitat mangrove dapat ditemui di pesisir Kota Bengkulu, Mukomuko, Seluma dan Bengkulu Tengah serta Pulau Enggano, Kabupaten Bengkulu Utara.