Jakarta (ANTARA News) - Wakil Presiden (Wapres), M. Jusuf Kalla, mengatakan bahwa jika pertumbuhan pasar modal bisa menggerakkan ekonomi masyarakat, maka pasar modal baru bisa disebut berperan dan memberikan manfaat bagi ekonomi bangsa. "Apa peranan pasar modal? Ialah bagaimana pertumbuhan pasar modal bisa memberikan pertumbuhan pasar riil. Itu baru bisa dikatakan pasar modal menggerakkan pertumbuhan pasar riil," kata Wapres Kalla saat membuka "Indonesia Investor Forum 2" di Jakarta, Selasa. Menurut Wapres, jika indeks harga saham di pasar modal naik terus menerus kemudian uang yang masuk tersebut ternyata hanya disimpan di Sertifikat Bank Indonesia (SBI) itu sama sekali tidak akan memberikan arti bagi pertumbuhan ekonomi bangsa. Karena hal itu justru akan meningkatkan bunga yang harus dibayar. Wapres mengemukakan pula, yang dimaksud menggerakkan ekonomi bangsa ialah apabila pasar modal itu membuat makin banyak perusahaan yang melakukan investasi dan sesuai dengan perencanaan hasil akhirnya dipakai untuk ekspansi perusahaan Memang, tambah Wapres, setiap pasar apa saja akan selalu terjadi jual dan beli. Tentu apa bila harga tertentu naik tentu akan mempengaruhi gairah dan sebagainya. Tetapi, Wapres pun menyatakan, ada masa-masa di mana pasar modal mengalami hal-hal yang berat. Menurut Wapres, pemerintah memang harus "market friendly", tetapi pemerintah juga harus pasar "capital frendly". Menurut Wapres, memang terjadi perbedaan mencolok antara pasar riil dengan pasar modal, sehingga jika terjadi kenaikan harga saham dipasar modal, maka orang akan tepuk tangan. Namun, tambah Wapres, jika di Pasar Senen atau Pasar Tanah Abang terjadi kenaikan harga beras atau minyak goreng, maka semua orang akan marah dan menyalahkan pemerintah. (*)