Sydney (ANTARA News) - Bank Sentral Australia, Reserve Bank of Australia (RBA), pada Selasa memutuskan mempertahankan tingkat suku bunga acuannya tak berubah di 1,5 persen, untuk bulan ke-12 berturut-turut.

Meskipun tidak ada ekspektasi kenaikan suku bunga di antara para ekonom, pernyataan yang mengiringi dari para bankir bank sentral tersebut mengejutkan kepala ekonom Capital Economics Australia & Selandia Baru, Paul Dales.

"Poin terbesar bagi saya adalah RBA terlalu optimis terhadap prospek ekonomi," kata Dales.

"Pada dasarnya RBA berpikir pertumbuhan ekonomi akan berada di atas 3,0 persen tahun depan, tapi saya pikir itu angan-angan, saya menduga akan mendekati 2,5 persen."

Perkiraan yang mengejutkan ini bertentangan dengan ekspektasi pasar, yang mengantisipasi kenaikan suku bunga sebelum akhir 2017.

"Saya pikir suku bunga akan tetap bertahan sampai paruh kedua 2019, yang sangat berbeda dengan apa yang diharapkan pasar," kata Dales.

Alasan perbedaan pendapat tersebut terletak di sekitar keyakinan RBA bahwa investasi residensial (tempat tinggal) akan tetap pada tingkat tinggi, dengan kemungkinan sedikit kemudahan yang dapat memperlambat pertumbuhan konsumsi.

"Saya pikir investasi residensial akan turun sekaligus dan pertumbuhan konsumsi akan merosot menjadi 2,0 persen tahun depan, hanya karena pertumbuhan pendapatan yang lambat berarti rumah tangga tidak dapat menghabiskan sebanyak yang mereka lakukan dalam beberapa tahun terakhir," kata Dales.