Manila (ANTARA News) - Militan ekstremis di Filipina memenggal tujuh penebang kayu yang mereka culik pekan lalu di benteng kawasan selatan, menurut keterangan polisi setempat.




Jasad para penebang kayu ditemukan pada Minggu di sebuah desa pegunungan di pulau Basilan, kata kepala kepolisian John Cundo, dan menyebut pembunuhan itu dilakukan faksi Abu Sayyaf yang berbasis di area itu.




Kelompok pemimpin senior Abu Sayyaf, Furuji Indama, menculik dan membunuh para penebang yang diduga berhubungan dengan sengketa bisnis, menurut Cundo.




"Ini adalah tindakan balas dendam oleh Indama yang mungkin menyalahkan hancurnya perkebunan karet miliknya kepada para penebang tersebut. Para penculik ini tidak meminta uang tebusan, namun langsung memenggal para penebang," katanya.




Abu Sayyaf adalah jaringan militan yang dibentuk pada 1990-an dengan dana awal dari jaringan Al Qaeda yang dipimpin Osama Bin Laden.




Satu faksi yang berbasis di Basilan telah berjanji setia kepada kelompok ISIS, dengan anggota yang telah menduduki sebagian wilayah Marawi, kota Islam terpenting di negara tersebut, sejak Mei.




Presiden Rodrigo Duterte telah memberlakukan darurat militer di sepertiga bagian selatan Filipina, termasuk Basilan, untuk mengatasi ancaman militan tersebut, demikian seperti dilansir dari Kantor Berita AFP.