Ankara (ANTARA News) - Pihak berwenang Turki melakukan penahanan atas 1.098 orang selama seminggu ini terhadap tersangka berhubungan dengan kelompok pemberontak atau kudeta gagal tahun lalu, kata kementerian dalam negeri pada Senin.

Dalam pernyataannya, kementerian itu mengatakan bahwa 831 orang ditahan atas dugaan terkait dengan ulama Fethullah Gulen, yang Ankara tuduh mendalangi percobaan kudeta pada Juli 2016. Gulen membantah terlibat dalam peristiwa tersebut.

Pernyataan itu mengatakan bahwa 213 lagi diduga memiliki hubungan dengan kelompok terlarang Partai Pekerja Kurdistan (PKK). Partai tersebut melakukan pemberontakan selama tiga dasawarsa melawan pemerintah dan dianggap kelompok teroris oleh Amerika Serikat, Turki dan Eropa.

Empat puluh enam orang ditahan atas dugaan terlibat dengan ISIS, sementara 8 lagi ditahan karena diduga memiliki hubungan dengan "kelompok teroris kiri", kata kementerian tersebut.

Setelah kudeta pada 15 Juli 2016, Turki menahan sekitar 50.000 orang, memecat atau mencopot lebih dari 150.000 pekerja di dinas militer, pelayanan umum dan swasta sebagai bagian dari pembersihan.

Tindakan itu membuat khawatir kelompok hak asasi dan beberapa negara barat. Mereka mengatakan bahwa Presiden Tayyip Erdogan memanfaatkan kudeta tersebut sebagai dalih untuk memberangus perbedaan pendapat.

Pemerintah mengatakan bahwa tindakan itu berada di bawah aturan darurat, yang diberlakukan setelah usaha kudeta tersebut dan diambil mengingat besar ancamannya, demikian Reuters.

(KR-AMQ/B002)