Perusahaan nasional diprioritaskan kelola Blok Masela
31 Juli 2017 20:31 WIB
Petugas menunjukkan fungsi sistem ESDM One Map ketika peluncuran ESDM One Map dan aplikasi monitoring realisasi anggaran (AMORA) di Kantor Kementerian ESDM, Jakarta, (31/5/2017). (ANTARA FOTO/Aprillio Akbar) ()
Jakarta (ANTARA News) - Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) memprioritaskan perusahaan nasional untuk menjadi pembeli serta mengelola gas di Blok Masela.
"Pemerintah akan memprioritaskan perusahaan nasional menjadi pembeli gas produksi Blok Masela," kata Wakil Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Arcandra Tahar melalui keterangan tertulis yang diterima Antara di Jakarta, Senin.
Dalam penjelasannya Arcandra berharap banyak perusahaan nasional yang antusias mengelola blok Masela. Lebih lanjut Arcandra mengungkapkan pemerintah optimis untuk segera mendapatkan pembeli gas Masela ini.
"Targetnya tiga bulan ke depan, sudah ada beberapa (calon pembeli)," ujarnya.
Menurut Arcandra, salah satu kendala yang dihadapi adalah harga gas. "Salah satu kendalanya adalah harga gasnya. Ini sedang kita lihat bagaimana bagus harganya," tambahnya.
Selain siapa yang nanti akan menjadi off taker dari hasil produksi gas Masela, Arcandra mengatakan persoalan memperpanjang hilirisasi adalah hal yang tidak kalah penting.
Produk gas diharapkan tidak hanya berakhir menjadi Liquefied Natural Gas (LNG). Arcandra mencontohkan beberapa produk turunan yang memungkinkan adalah produk petrochemical dan pupuk.
"Kita memperpanjang rantai gas ini tidak hanya sampai LNG. Tapi juga untuk petrochemical atau pupuk. Semakin panjang akan semakin bagus," ungkapnya.
"Selama gas itu terambil dalam rangka memperpanjang hilirisasi. Ini hilirisasi juga namanya, menjadikan gas menjadi ethanol atau mungkin nanti sampai ke polyethylene dan polypropylene," ujar Arcandra.
"Pemerintah akan memprioritaskan perusahaan nasional menjadi pembeli gas produksi Blok Masela," kata Wakil Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Arcandra Tahar melalui keterangan tertulis yang diterima Antara di Jakarta, Senin.
Dalam penjelasannya Arcandra berharap banyak perusahaan nasional yang antusias mengelola blok Masela. Lebih lanjut Arcandra mengungkapkan pemerintah optimis untuk segera mendapatkan pembeli gas Masela ini.
"Targetnya tiga bulan ke depan, sudah ada beberapa (calon pembeli)," ujarnya.
Menurut Arcandra, salah satu kendala yang dihadapi adalah harga gas. "Salah satu kendalanya adalah harga gasnya. Ini sedang kita lihat bagaimana bagus harganya," tambahnya.
Selain siapa yang nanti akan menjadi off taker dari hasil produksi gas Masela, Arcandra mengatakan persoalan memperpanjang hilirisasi adalah hal yang tidak kalah penting.
Produk gas diharapkan tidak hanya berakhir menjadi Liquefied Natural Gas (LNG). Arcandra mencontohkan beberapa produk turunan yang memungkinkan adalah produk petrochemical dan pupuk.
"Kita memperpanjang rantai gas ini tidak hanya sampai LNG. Tapi juga untuk petrochemical atau pupuk. Semakin panjang akan semakin bagus," ungkapnya.
"Selama gas itu terambil dalam rangka memperpanjang hilirisasi. Ini hilirisasi juga namanya, menjadikan gas menjadi ethanol atau mungkin nanti sampai ke polyethylene dan polypropylene," ujar Arcandra.
Pewarta: Afut Syafril
Editor: Gilang Galiartha
Copyright © ANTARA 2017
Tags: