Yogyakarta (ANTARA News) - Dinas Perhubungan Kota Yogyakarta dengan bantuan konsultan teknis akan segera mengkaji trayek bus sekolah, termasuk di dalamnya menyangkut titik kumpul siswa, dengan target kajian dapat diselesaikan Oktober tahun ini.

"Sudah ada semacam paparan awal mengenai kegiatan yang akan dilakukan selama kajian trayek bus sekolah. Salah satunya adalah mengkaji potensi titik kumpul pelajar," kata Kepala Bidang Angkutan Jalan, Pengendalian Operasional, dan Keselamatan Lalu Lintas Dinas Perhubungan Kota Yogyakarta Sugeng Sanyoto di Yogyakarta, Senin.

Menurut dia, salah satu titik kumpul yang bisa dimanfaatkan pelajar untuk mengakses bus sekolah berada di dekat Pasar Satwa dan Tanaman Hias Yogyakarta (Pasthy) dan tidak menutup kemungkinan ada beberapa lokasi lain yang memiliki akses cukup baik.

Selain titik kumpul, kegiatan yang akan dilakukan dalam kajian tersebut adalah memperkirakan jumlah pelajar yang mengakses bus sekolah baik dari pelajar SD, SMP, SMA/SMK atau sederajat.

Dari perkiraan tersebut, lanjut Sugeng dapat diketahui kebutuhan bus sekolah termasuk trayek yang akan dilalui. "Tidak menutup kemungkinan adanya integrasi layanan bus Trans Jogja sebagai bus sekolah. Semuanya akan kami kaji," katanya.

Sugeng mengatakan, Kota Yogyakarta berkaca pada sejumlah daerah atau kota besar lain di Indonesia yang sudah menerapkan bus sekolah di antaranya adalah DKI Jakarta dan Malang.

"Yogyakarta sebagai Kota Pelajar tentu harus memiliki berbagai program dan kegiatan yang mendukung kegiatan pendidikan, salah satunya dengan bus sekolah," katanya.

Sebelumnya, Wali Kota Yogyakarta Haryadi Suyuti saat peringatan Hari Anak Nasional tingkat Kota Yogyakarta pekan lalu menyatakan prihatin dengan banyaknya siswa sekolah yang sudah menggunakan kendaraan bermotor ke sekolah.

Ia pun mengusulkan adanya bus sekolah sehingga pelajar tidak lagi mengendarai kendaraan bermotor ke sekolah, sekaligus untuk meningkatkan keamanan siswa.

Sebelumnya, Kepala Seksi Penyelenggara Angkutan Dinas Perhubungan Kota Yogyakarta Tri Haryanto mengatakan, hasil kajian tersebut akan ditawarkan ke pemerintah pusat sebagai dasar untuk mengajukan kebutuhan bantuan bus.

Selain ke pemerintah, hasil kajian tersebut juga akan ditawarkan ke sejumlah perusahaan sebagai bagian dari tanggung jawab sosial perusahaan (CSR).