Beijing (ANTARA News) - Sebanyak tujuh kota besar di China mendapat dana hibah dari Bank Dunia untuk mengatasi kemacetan lalu lintas yang disebabkan oleh makin meningkatnya jumlah kendaraan pribadi dan kendaraan umum di jalanan.

Dana senilai 32,73 juta dolar AS (Rp436,4 miliar) itu akan diberikan kepada beberapa kota besar, di antaranya Beijing, Tianjin, Ningbo, Nanchang, dan Shenzhen melalui Global Environment Facility (GEF), lembaga terpercaya yang memiliki program pelestarian lingkungan, demikian laporan media resmi setempat, Senin.

Bank Dunia menyatakan bahwa dana tersebut untuk percontohan pembangunan berorientasi pada konsep masyarakat perkotaan yang terintegrasi dengan penggunaan lahan dan sarana transportasi.

"Kami memfokuskan pada keterpaduan pembangunan yang ramah terhadap pejalan kaki dan pengguna sepeda di sekitar stasiun kereta transit (MRT) sehingga dapat membantu mengatasi tren kendaraan bermotor, meningkatkan kualitas udara, dan mengurangi kemacetan di jalanan," kata Fang Wanli, ahli ekonomi perkotaan Bank Dunia sekaligus pemimpin proyek tersebut.

Kota-kota di China punya pengalaman terkait pertumbuhan pendudukang di luar dugaan saat penduduk urban mencapai 57,35 persen dari total populasi pada 2016.

Proporsi tersebut diperkirakan akan terus bertambah hingga mencapai 70 persen pada 2030, demikian laporan Peoples Daily.

Proyek percontohan Bank Dunia itu melibatkan 27 kota di 11 negara.

Sementara itu, GEF yang didirikan pada 1991 membantu mengatasi persoalan lingkungan dan telah meluncurkan 790 proyek dan program investasi di 120 negara.